Mohon tunggu...
M Tyonazwa Valeztin Nurjaman
M Tyonazwa Valeztin Nurjaman Mohon Tunggu... UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

MAHASISWA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM SEMESTER 5 C

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pertemuan dua Paradigma : Analisis Kritis Scientific dan Naturalistic dalam Membentuk Pengetahuan

10 September 2025   15:19 Diperbarui: 10 September 2025   15:19 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertemuan Dua Paradigma: Analisis Kritis Scientific dan Naturalistic dalam Membentuk Pengetahuan

Oleh : M Tyonazwa Valeztin Nurjaman

Mahasiswa Semester 5 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Kelas MPI C

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.


Paradigma pengetahuan berkembang melalui beragam pendekatan dalam memahami realitas. Dua di antaranya adalah paradigma ilmiah (scientific) yang menekankan rasionalitas, objektivitas, dan verifikasi, serta paradigma alamiah (naturalistic) yang menekankan pengalaman, makna, dan konteks sosial. Pertemuan keduanya membuka ruang analisis kritis dalam membentuk pengetahuan yang lebih utuh. Scientific memberi kepastian melalui data dan metode sistematis, sementara naturalistic menghadirkan pemahaman mendalam atas realitas manusiawi. Dengan demikian, integrasi keduanya penting untuk membangun wawasan yang seimbang antara fakta empiris dan makna kontekstual.

Pertama Paradigma ilmiah (scientific) lahir dari tradisi positivisme yang menekankan kepastian, keterukuran, serta objektivitas. Pengetahuan dianggap sahih bila dapat diuji melalui metode eksperimen, observasi, dan verifikasi empiris. Pendekatan ini menghasilkan teori dan hukum universal yang mampu menjelaskan fenomena secara rasional. Namun, keunggulannya dalam keakuratan sering kali membatasi pemahaman terhadap realitas yang kompleks dan dinamis. Dalam konteks sosial, paradigma ilmiah terkadang dianggap reduksionis karena cenderung mengabaikan dimensi makna, nilai, dan subjektivitas manusia yang justru menjadi bagian penting dari realitas kehidupan sehari-hari.

Kedua Paradigma alamiah (naturalistic) berangkat dari pandangan konstruktivisme yang menekankan realitas sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungannya. Metode penelitian kualitatif, observasi partisipan, dan wawancara mendalam menjadi sarana utama dalam memahami makna. Pendekatan ini memberi ruang pada subjektivitas, pengalaman, dan konteks sosial budaya. Kelebihannya adalah mampu menggali pemahaman yang kaya dan mendalam mengenai kehidupan manusia. Namun, kelemahannya sering dikritik karena dianggap kurang memiliki kepastian objektif. Meski begitu, naturalistic justru menegaskan bahwa realitas bersifat majemuk dan tidak bisa sepenuhnya direduksi menjadi angka dan hukum universal.

Ketiga
Pertemuan antara paradigma ilmiah dan alamiah menciptakan peluang integrasi pengetahuan yang lebih utuh. Keduanya tidak seharusnya dipandang sebagai dua kutub yang saling meniadakan, melainkan sebagai pendekatan yang saling melengkapi. Scientific menyediakan kerangka analisis yang objektif dan terukur, sedangkan naturalistic menghadirkan kedalaman makna serta sensitivitas sosial. Dalam praktik penelitian, integrasi ini dapat menghasilkan pemahaman yang komprehensif, baik dari sisi data kuantitatif maupun kualitatif. Dengan demikian, kombinasi keduanya memungkinkan tercapainya keseimbangan antara kepastian empiris dan keluwesan interpretatif dalam menjawab kompleksitas realitas.

*Tulisan ini disajikan dari Modul Ajar Mata Kuliah Metode Penelitian Manajemen Pendidikan Islam Part 1: Paradigma pengetahuan Ilmiah (Scientific) Alamiah (Naturalistic) Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. A. Rusdiana., M.M.

M Tyonazwa Valeztin Nurjaman, lahir di Garut, 24 November 2004, anak pertama dari Bapak Asep Nurjaman dan Ibu Srinawati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun