Abuya KH. Muhammad Dimyati/Mbah Dim, Abuya Sepuh Cidahu Cadasari Pandeglang Banten.
Abuya KH. Muhammad Dimyati lahir 27 Sya'ban 1347 H/Juni 1920 M dari ibu Nyai Hj  Ruqayyah dan Ayah KH. Muhammad Amin (Abuya Amin) Di Cidahu Cadasari Pandeglang Banten.
Rihlah Keilmuan:
1. Pendidikan dasar agama langsung dari ayahnya Abuya Amin,
2. Sekolah Verpolg School tamat 1936 M,
3. Mengaji Ke KH. Zuhdi (menantu Abuya Madjid). para gurunya menyarankan untuk melanjutkan ke HIS, namun Abuya memilih mengaji Di Pesantren sesuai dengan pilihan ayahnya.
4. Tahun 1942-1949 M Pesantren Kadupeusing, Pandeglang, Banten dibawah asuhan Abuya KH. Tb Abdul Halim bin KH. Tb. Muhammad Amin dengan tiga asistennya: KH. As'aduddin, KH. Muslim, dan KH. Ace Syazili,
5. Memperoleh ijazah Thariqah al-Qadiriyyah wan-Naqsyabandiyyah yang kedua dari Abuya Abdul Halim, setelah sebelumnya menerima ijazah  dari ayahnya, KH. Muhammad Amin,
6. Ijazah Thariqah asy-Syaziliyyah dari Mbah Dalhar Di Watucongol, Muntilan,
7. Ijazah Hizb, Shalawat al-Ism al-A'zham, Shalawat Basyarul Khairat atau ijazah shalawat lainnya dari Mbah Abdul Malik Purwokerto.
8. Perjalanan Rihlah Keilmuan Abuya Dimyati dari pulau Jawa sampai Ke Madura hingga tiba Di Lombok. Lalu berniat menyeberang Ke Sumbawa menuju Mekah, namun batal dan Abuya Dimyati memutuskan kembali ke Lasem untuk berguru kepada KH. Baidlowi. Di Lasem inilah Abuya Dimyati menghafal Al-Qur'an 30 juz dalam waktu empat bulan.
Perjalanan rumah tangga Abuya Dimyati dimulai dengan Ibu Hj. Ashmah binti Abuya Jasir pada tahun 1948 saat Abuya Dimyati mondok di Kadupeusing. dan dikaruniai 7 orang anak:
1. Abuya Ahmad Muhtadi,
2. Abuya uhammad Murtadlo,
3. Abuya Abul Aziz Fakruddin,
4. Abuya Ahmad Muntaqo,
5. Musfiroh,
6. Abuya Ahmad Muqatil dan
7. Ahmad Syafi'i (wafat ketika lahir).
Pernikahan kedua dengan Nyai Qamariyyah Karawang saat mondok Di Mama Sempur Purwakarta, antara tahun 1951-1953 dan dikaruniai dua orang anak yang keduanya meninggal dunia saat masih bayi.
Pernikahan ketiga dengan Nyai Hj. Dalalah binti KH. Nawawi saat mondok Di Mbah Dalhar Watucongol tahun 1956. dan dikaruniai 6 orang anak:
1. Ahmad Ajhuri,
2. Qayyimah,
3. Ahmad Mujahid,
4. Ahmad Munfarij,
5. Ahmad Mujtaba, dan
6. Ahmad Muayyad.
Pernikahan keempat adalah dengan Nyai Hj. Muthi'ah Serang Banten tahun 1970 M. dan  dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Thoha yang meninggal dunia ketika lahir.
Pernikahan kelima Abuya Dimyati adalah dengan Nyai Hj. Afifah binti H. Marhasan Pandeglang pada tahun 1997 dan tidak dikaruniai anak.
kepada para santrinya, Abuya Dimyati mengharuskan terlebih dahulu belajar kitab salaf secara mendalam sebelum menghafal Al-Qur`an. Menurutnya, ketika seseorang terlebih dahulu menghafal Al-Qur`an sebelum pandai memahami dan mengkaji kitab salaf maka ia tidak akan maksimal mempelajari Al-Qur'an.
Abuya Dimyati wafat pada 3 Oktober 2003 (7 Sya'ban 1424 H) di usia 78 tahun.
Abuya Dimyati ulama waro'i yang produktif. Beliau meninggalkan beberapa karya yang telah dicetak Di Pesantren Raudatul 'Ulum Cidahu diantaranya:
1. Kitab Minhaj al-Istifa fi Khashaish Hizb an-Nashr wa Hizb al-Ikhfa,
2. Kitab al-Hadiyyah al-Jalaliyyah fi ath-Thariqah asy-Syaziliyyah,
3. Kitab Ashl al-Qadr fi Khashaish Fadlail Ahl Badr,
4. Kitab Rasm al-Qashr fi Khashaish Hizb an-Nashr,
5. Kitab Bahjah al-Qalaid fi 'Ilm al-'Aqaid,
6. Kitab Nur al-Hidayah fi Ba'd ash-Shalawat 'ala Khair al-Bariyyah, dan
7. Kitab Majmu'ah al-Khutab.
Selain karya tersebut, sebuah karya berjudul Madad al-Hakam al-Matin musnah dalam musibah kebakaran di kediamannya pada tahun 1987
Dinarasikan dari berbagai sumber tulisanÂ