Mohon tunggu...
Muhamad Saiful Anam
Muhamad Saiful Anam Mohon Tunggu... Mahasiswa TEM Poltekkes Kemenkes Jakarta 2

saya suka apa yaa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Profesi yang Jarang Viral Tapi Berperan Vital, Gagal Bisa Berakibat Fatal!!!

23 Mei 2025   00:55 Diperbarui: 23 Mei 2025   01:02 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pernahkah Anda membayangkan siapa yang memastikan alat-alat canggih di rumah sakit---seperti MRI, defibrillator, atau alat bantu napas---selalu berfungsi optimal dan aman digunakan? Di balik keandalan alat-alat tersebut, ada sosok penting yang jarang mendapat sorotan: Tenaga Elektromedis.

Mereka bukan sekadar teknisi. Mereka adalah profesional kesehatan dengan peran krusial dalam sistem layanan medis modern. Di era ketika teknologi medis berkembang pesat, kebutuhan akan elektromedis yang kompeten, profesional, dan beretika tinggi menjadi lebih penting dari sebelumnya.

Apa Itu Profesi Elektromedis?

Elektromedis adalah profesi di bidang kesehatan yang fokus pada pengelolaan alat kesehatan berbasis listrik, mulai dari instalasi, pengujian, perawatan, hingga kalibrasi alat elektromedik. Mereka memastikan alat tersebut tidak hanya berfungsi, tapi juga aman digunakan bagi pasien dan tenaga medis.

Berdasarkan Permenkes No. 45 Tahun 2015, hanya mereka yang memiliki STR-E dan SIP-E (izin praktik) yang diakui secara hukum untuk melakukan pekerjaan ini secara profesional.

Profesional dan Profesionalisme: Lebih dari Sekadar Gelar

Menjadi profesional tidak cukup hanya dengan lulus dari pendidikan tinggi. Seorang tenaga elektromedis dikatakan profesional jika ia:

  • Bekerja sesuai standar profesi dan hukum yang berlaku,

  • Terus meningkatkan kompetensi lewat pelatihan dan pembelajaran,

  • Memiliki tanggung jawab moral dalam setiap tindakan.

Profesionalisme tercermin dalam sikap sehari-hari: tepat waktu, teliti, menjaga keselamatan pasien, dan tidak sembarangan dalam mengambil keputusan teknis. Semua ini bukan pilihan, melainkan kewajiban etis dan hukum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun