Mohon tunggu...
muhamad rifqi
muhamad rifqi Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya hobi mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kejujuran Sebagai Fondasi Akhlak Tasawuf: Dari Teks Suci Ke Praktik Sehari-hari

23 September 2025   08:01 Diperbarui: 3 Oktober 2025   09:15 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ciputat, 22 September 2025 — Kejujuran dipaparkan bukan sekadar kebiasaan berkata benar, melainkan sebuah keselarasan antara ucapan, niat, dan tindakan yang menjadi inti pembentukan akhlak dalam tradisi tasawuf.

Kunci ajaran: naskah suci dan teladan nabi

Kejujuran adalah perintah normatif dalam Al-Qur’an dan hadits — misalnya rujukan pada Q.S. AlBaqarah:283, At-Taubah:119, dan Ash-Shaff:2–3 — yang menegaskan kewajiban memberi kesaksian benar, menepati janji, dan konsistensi antara kata dan tindakan. Kajian hadits juga menggarisbawahi bahwa kejujuran membawa kebaikan dan ketenangan batin, sedangkan kebohongan menghasilkan kegelisahan.

Dimensi kejujuran menurut ulama 

Istilah sidq (kejujuran) dijelaskan multi-dimensional: lisan, niat, kemauan, janji, dan perbuatan. Imam Al-Ghazali dan para ulama lain dipakai sebagai rujukan untuk mengembangkan indikator pembinaan akhlak — bukan hanya teori etika, tetapi juga ukuran bagaimana institusi dan keluarga bisa menilai dan membina perilaku jujur.

Aplikasi praktis: keluarga, kampus, masyarakat

Di keluarga, keteladanan orang tua—misal mengakui kesalahan dan menepati janji—dinilai krusial untuk membentuk karakter anak. Di kampus, pencegahan kecurangan akademik (menyontek, plagiat) perlu diimbangi kebijakan jelas dan desain evaluasi yang meminimalkan godaan kecurangan. Di level masyarakat, tujuan jangka panjang adalah membangun budaya transparansi dan penegakan aturan yang adil sehingga kepercayaan sosial meningkat dan praktik korupsi menurun. Rangka kebijakan dan pendidikan karakter yang terintegrasi menjadi saran utama.

Menghubungkan teks dan praktik: rekomendasi

Rekomendasi-rekomendasi yang terukur: (1) kurikulum pendidikan karakter yang mengaitkan ayat/hadits dengan simulasi kasus nyata; (2) program pembiasaan di keluarga yang menekankan pengakuan kesalahan dan penghargaan atas keterbukaan; (3) kebijakan institusional kampus yang mengkombinasikan sanksi, redesign evaluasi, dan pembinaan berkelanjutan; (4) tata kelola publik yang transparan dan mekanisme akuntabilitas. Sinergi antaraktor — orang tua, pendidik, pemimpin publik — diperlukan agar nilai jujur menjadi kebiasaan kolektif.

Penutup

Kejujuran bukan sekadar etika privat, melainkan instrumen pembangunan sosial: bila tertanam, ia menumbuhkan ketenangan batin individu dan memperkuat tatanan sosial yang sehat. Implementasi butuh kerja panjang, tetapi manfaatnya menyentuh ranah spiritual dan material.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun