Mohon tunggu...
Muhamad Revanza Surojo
Muhamad Revanza Surojo Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Manajemen Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN-T UNHAS Kenalkan Teknologi Light Trap Insect sebagai Solusi Pengendalian Hama Ramah Lingkungan

5 Agustus 2025   22:08 Diperbarui: 5 Agustus 2025   22:08 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Bersama Warga Desa Majannang

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Hasanuddin (Unhas) memperkenalkan teknologi Light Trap Insect sebagai alternatif pengendalian hama tanaman yang ramah lingkungan. Kegiatan ini berlangsung dalam bentuk sosialisasi pengenalan dan pembuatan alat di aula kantor Desa Majannang, Kecamatan Parigi, Kabupaten Gowa pada Sabtu (02/08).

Kegiatan ini bertujuan membantu petani di Desa Majannang dalam mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan pestisida kimia yang berlebihan. Penggunaan pestisida, meskipun efektif dalam jangka pendek, tetapi dapat memberikan dampak negatif jangka panjang terhadap kesehatan manusia dan keseimbangan lingkungan.

Penanggung jawab kegiatan, Muhammad Rafi Rizqullah Muslimin. Mahasiswa Teknik Elektro ini menjelaskan bahwa alat ini bekerja dengan memanfaatkan sumber cahaya dari lampu LED Ultraviolet untuk menarik serangga, yang kemudian terperangkap di wadah yang telah disiapkan. "Masih banyak warga yang menggunakan pestisida untuk mengendalikan hama, yang dalam jangka panjang dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia," ujarnya.

Dalam pembuatan alat ini, mahasiswa menggunakan beberapa komponen sederhana, yaitu panel surya sebagai sumber energi, transistor sebagai saklar otomatis, baterai lithium-ion untuk penyimpanan daya, serta lampu LED Ultraviolet sebagai pemikat serangga. Seluruh rangkaian dirancang untuk dapat bekerja secara otomatis saat malam hari, ketika serangga hama lebih aktif.

Proses perancangan dan pembuatan alat berlangsung selama tiga hari. Rafi mengungkapkan bahwa sempat terjadi kendala teknis di awal karena alat tidak berfungsi sesuai harapan. Namun, setelah dilakukan pengecekan dan perbaikan, alat akhirnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan rancangan.

Di akhir sesi sosialisasi, peserta diperlihatkan cara kerja alat secara langsung. Warga tampak antusias, terutama karena alat ini dapat dirakit secara mandiri dengan biaya terjangkau. "Harapan saya, petani dapat membuat sendiri alat perangkap hama serangga ini, sehingga tidak lagi bergantung pada penggunaan bahan kimia dalam pertanian," tutup Rafi.

Foto Demonstrasi Contoh Alat dan Rangkaian Utamanya
Foto Demonstrasi Contoh Alat dan Rangkaian Utamanya

Inovasi ini mendapat respons positif dari masyarakat yang hadir. Diharapkan, teknologi sederhana ini dapat menjadi langkah awal menuju pertanian yang lebih sehat, mandiri, dan berkelanjutan di Desa Majannang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun