Desa Kalirahayu, Cirebon -- Permasalahan sampah anorganik seperti plastik sering kali menjadi tantangan bagi masyarakat desa. Selain sulit terurai, sampah jenis ini kerap menumpuk dan mencemari lingkungan. Melihat kondisi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS) yang ditempatkan di Desa Kalirahayu berinisiatif mengangkat program kerja kreatif berupa pembuatan paving block dari sampah anorganik.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu, 10 Agustus 2025 di halaman SDN 01 Kalirahyu. Acara dikemas dalam bentuk sosialisasi dan praktik langsung, dengan melibatkan perangkat desa, tokoh masyarakat, dan warga sekitar. Hadir pula Bapak Kuwu Desa Kalirahayu, Absori, beserta jajaran perangkat desa yang memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan mahasiswa.
Sosialisasi dan Praktik Bersama Warga
Mahasiswa KKN terlebih dahulu memberikan pemahaman mengenai dampak buruk sampah anorganik jika tidak dikelola dengan baik. Plastik, misalnya, membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai. Namun dengan kreativitas, sampah tersebut justru bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat, salah satunya paving block.
Setelah sesi pemaparan, kegiatan dilanjutkan dengan praktik langsung. Mahasiswa bersama warga membakar sampah plastik, lalu mencampurnya dengan pasir dan oli sebelum dimasukkan ke dalam cetakan khusus. Hasilnya adalah paving block yang padat, kuat, dan siap digunakan untuk perkerasan jalan maupun halaman rumah.
Antusiasme warga terlihat jelas. Banyak yang mencoba langsung menuang adonan ke dalam cetakan, bahkan ada yang menawarkan ide untuk memanfaatkan paving block tersebut sebagai penataan lingkungan desa.
Dukungan dan Apresiasi dari Perangkat Desa
Ketua Kelompok KKN Desa Kalirahayu Muhammad Rakha Athaya dalam sambutannya menyampaikan:
"Tujuan dari program kerja ini adalah mengajak masyarakat agar lebih peduli terhadap pengelolaan sampah. Kami ingin menunjukkan bahwa limbah anorganik bukan hanya sekadar sampah, melainkan bisa bernilai guna dan menjadi solusi untuk menjaga kebersihan desa. Semoga dengan adanya program ini, masyarakat bisa menerapkan cara ini secara mandiri."
Sementara itu, Bapak Kuwu Desa Kalirahayu, Absori, menegaskan pentingnya ide kreatif semacam ini:
"Saya sangat bangga dan mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN UMUS. Program seperti ini memberikan ilmu baru bagi masyarakat. Kalau bisa diterapkan secara berkelanjutan, pembuatan paving block dari sampah akan membantu mengurangi masalah sampah di desa sekaligus menambah nilai ekonomi."
Tak ketinggalan, Ketua RT 05, Bapak Nuridin, juga menambahkan pandangannya:
"Warga terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Kegiatan semacam ini bukan hanya menambah wawasan, tetapi juga membangun kesadaran bersama untuk menjaga lingkungan. Saya berharap setelah KKN selesai, masyarakat tetap melanjutkan kebiasaan mengolah sampah agar lingkungan tetap bersih dan bermanfaat."
Harapan untuk Keberlanjutan Program
Program pembuatan paving block ini tidak berhenti hanya pada kegiatan praktik bersama. Mahasiswa KKN berharap masyarakat dapat menjadikannya sebagai kebiasaan berkelanjutan, bahkan membuka peluang usaha baru. Jika dikelola dengan baik, Desa Kalirahayu bukan hanya lebih bersih dan sehat, tetapi juga bisa menjadi desa percontohan pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat.
Ke depan, diharapkan pemerintah desa, kelompok masyarakat, dan pihak luar dapat terus memberikan dukungan, baik berupa pelatihan lanjutan maupun bantuan alat produksi. Dengan begitu, pengelolaan sampah dapat menjadi gerakan bersama yang berdampak besar, bukan hanya untuk lingkungan, tetapi juga kesejahteraan warga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI