Mohon tunggu...
Muhamad Lucky Souma
Muhamad Lucky Souma Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Nama saya Muhamad Lucky Souma, biasa dipanggil Souma. Lahir di Tangerang pada tanggal 2 November 2004 dan merupakan anak ke-3 dari tiga bersaudara. Saya telah dinyatakan lulus dari SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan pada tahun 2023. Pada tahun pertama saya di sekolah menengah atas, prestasi dengan peringkat tinggi belum mampu saya dapatkan. Seiring berjalannya waktu, Allah selalu membimbing saya di jalan yang mengarah pada kemajuan dengan berusaha belajar, memahami sesuatu lebih baik lagi, dan menjadi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Pada kelas XII, atas izin yang Maha Kuasa, saya mendapat peringkat pertama di kelas dan tetap konsisten pada semester berikutnya, bahkan saya meraih penghargaan siswa terbaik bersama sembilan siswa/i pilihan lainnya. Pada saat ini saya merupakan mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Memasuki usia yang ke-18 tahun, saya telah menjalani cukup banyak pengalaman dalam organisasi kepemudaan, baik remaja masjid maupun lingkungan. Dalam organisasi kepemudaan saya berpengalaman sebagai ketua panitia dalam acara HUT Republik Indonesia yang ke-78, saya juga berpengalaman menjadi pembawa acara pada HUT Republik Indonesia yang ke-76 dan pada acara musik beberapa hari setelahnya yang diadakan oleh organisasi yang sama. Tak sampai di sana, dalam organisasi remaja masjid, saya berpengalaman menjadi ketua panitia dalam acara peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW 1441 H, menjadi pembawa acara pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H dan peringatan Tahun Baru Islam 1444 H. Dengan banyak pengalaman yang telah terjadi, terbentuklah saya menjadi manusia yang memiliki keahlian dalam bidang komunikasi. Saya harap, ilmu yang saya dapatkan di perkuliahan akan berguna bagi masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Deskripsi Film Buya Hamka Volume 1

19 September 2023   17:40 Diperbarui: 19 September 2023   17:47 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Buya Hamka

Buya Hamka adalah sebuah film yang disutradarai oleh Fajar Bustomi. Sesuai dengan judulnya, film ini menceritakan sebuah tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang yang bernama Buya Hamka. Dengan adanya kemajuan teknologi kamera, film ini membantu para penontonnya untuk dapat melihat gambaran kejadian dari cerita yang sudah terjadi di masa lampau dimana sebagian orang mungkin tidak merasakannya.

Awal dari cerita film ini tidak menggambarkan kebahagiaan, karena diperlihatkan sang tokoh utama sedang dijenguk keluarganya dalam sebuah penjara. Bagi sebagian orang yang belum mengetahui tentang cerita dari tokoh Buya Hamka, mungkin akan merasa kebingungan dan penasaran akan cerita selanjutnya. Namun, itu semua hanya sebuah kilas balik dari cerita yang digambarkan.

Berlanjut menuju awal cerita sebenarnya, Buya Hamka digambarkam sebagai seorang pengurus Muhammadiyah di Makassar yang bisa dikatakan berhasil memberikan kemajuan yang pesat untuk organisasi tersebut. Hal itu dapat memberi ilmu pengetahuan bagi para penduduk yang tergabung dalam organisasi Muhammadiyah untuk menjadi refrensi hal yang perlu dilakukan untuk memajukan organisasinya.

Buya Hamka juga merupakan seorang penulis novel romantisme yang terkenal di kalangan masyarakat sejak dahulu hingga masa kini. Dalam ceritanya, novel yang dia karang juga menjadi bagian masa jayanya ketika novel tersebut populer dan tersebar dalam beberapa daerah. Berhasilnya ia menjadi pengurus Muhammadiyah yang membawa kemajuan dan menjadi penulis novel yang karyanya terkenal di kalangan masyarakat, menjadi gambaran bahwa awal cerita ini menunjukkan kebahagiaan.

Setelah masa jayanya di Makassar, Buya Hamka dipilih menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat. Namun, hal itu justru menjadi awal mula Buya Hamka harus berhadapan dengan konflik-konflik dari penjajah.

Berita yang disebarkan oleh Buya Hamka dapat membangun semangat masyarakat untuk sadar akan penjajahan pada saat itu. Karena hal tersebut, pihak jepang merasa terancam akan sadarnya masyarakat dengan kemungkinan akan adanya perlawanan dari kesadaran mereka. Namun, Buya Hamka pada awalnya tak gentar dengan ancaman tentara jepang mengenai berita yang disebarkan, tetapi pada akhirnya Redaksi Majalah Pedoman Masyarakat ditutup paksa oleh para penjajah karena rasa terancamnya.

Kesedihan lainnya dirasakan oleh Buya Hamka ketika harus menerima keadaan bahwa salah satu anaknya meninggal karena sakit yang diderita. Namun, dengan semangatnya Buya Hamka tetap melanjutkan perjuangannya untuk mensejahterakan rakyat Indonesia.

Sang Buya Hamka melanjutkan perjuangannya dengan mengadakan pendekatan terhadap pemerintah Jepang untuk bernegoisiasi suatu peraturan dan perjanjian dari kedua belah pihak negara yang menguntungkan masyarakat. Pemerintah Jepang pada saat itu merasa nyaman dengan adanya Buya Hamka, dan pemimpin dari pemerintahannya hendak memberikan hadiah.

Namun hal itu tidak menjadi akhir dari kesedihan Buya Hamka. Pendekatan Buya Hamka dengan Jepang justru menjadi fitnah masyarakat terhadapnya. Dari kejadian itu Buya Hamka menjadi dibenci bahkan oleh warga sekitar kampung yang ditinggalinya.

Konflik yang terjadi dapat memicu para penonton terbawa suasana dalam kejadian pada saat itu, rasa penasaran juga akan dapat menjadi alasan penonton untuk lanjut menonton dan mengetahui akhir kisahnya. Pada akhirnya penonton diberikan ketenangan ketika penyelesaian hampir ditemukan dan para masyarakat mulai percaya dengan Buya Hamka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun