"Kamu tidak bisa menghilangkan rasisme. Itu tak ubahnya seperti rokok. Kamu tidak bisa berhenti merokok jika kamu tidak ingin berhenti, dan kamu tidak bisa menghentikan rasisme jika orang-orang tidak mau melakukannya. Tapi aku akan melakukan apa pun yang aku bisa untuk membantu."
Seluruh elemen yang tergabung di dalam industri sepak bola Italia seharusnya mau belajar dari negara lain dalam memerangi rasisme. Tengok saja Inggris.
Premier League punya kampanye No Room for Racism sebagai upaya melawan rasisme. Selain itu, Jamie Carragher, mantan bek Liverpool, belum lama ini pun meminta maaf kepada Patrice Evra, mantan pemain belakang Manchester United, karena sempat memberikan dukungan bagi Luis Suarez setelah melontarkan ujaran rasial kepada Evra saat Suarez masih berseragam The Reds.
Sedangkan di Bundesliga, salah satu klubnya, Borussia Dortmund, berhasil mendapat penghargaan Equal Game 2019 dari UEFA lantaran upayanya dalam melawan rasisme dan diskriminasi.
Masih ada waktu bagi sepak bola Italia untuk berbenah sepenuhnya. Jangan sampai isu rasisme ini kembali menenggelamkan gairah sepak bola di Negeri Pizza yang sedang bangkit kembali setelah kedatangan Cristiano Ronaldo ke Juventus musim lalu dan banyaknya pemain-pemain muda potensial di dalam skuat tim nasional Italia saat ini.