Para Elit Tutup Mata, Supoternya Keras Kepala
Sudah punya sejarah kuat sebagai negara yang rasis, masyarakat Italia, khususnya para penggiat sepak bolanya, juga tampaknya tidak ada niatan untuk berubah. FIGC, PSSI-nya Italia, tampak tak serius untuk menanggulangi masalah tersebut. Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh penyelenggara Serie A Liga Italia.
Bisa dibilang, tidak ada kampanye yang mampu mengajak seluruh elemen di dalam industri sepak bola Italia untuk berubah dan menanggalkan rasisme seutuhnya.
Minimnya tindakan dari para elit dalam melakukan perubahan dilengkapi dengan sikap para penggiat sepak bola lainnya yang bisa dibilang tak kalah konyol.
Lihat saja apa yang dikatakan oleh Ivan Juric, pelatih Hellas Verona, setelah timnya menjalani laga melawan Brescia. Itu merupakan laga yang sama saat Balotelli mendapat pelecehan bernada rasis.
"Saya tidak ragu untuk mengatakan bahwa tidak ada yang terjadi. Memang ada siulan dan ejekan yang dilontarkan oleh suporter, tapi tidak ada ujaran rasial. Tidak ada sama sekali," ucapnya.
Padahal, bisa dibilang, seluruh 22 pemain yang berada di lapangan menyadari jika pendukung Hellas Verona bersorak menirukan suara monyet ketika Balotelli memegang bola.
Bahkan, para penggawa Hellas Verona sampai meyakinkan wasit untuk mencabut kartu kuning yang sempat diberikan kepada Balotelli lantaran ia dianggap melakukan tindakan tidak terpuji ketika menendang bola ke arah penonton akibat pelecehan tersebut.
Hal serupa juga ditemukan pada tindakan rasisme yang dialami oleh Lukaku. Kala itu, kelompok ultras Inter Milan bernama L'Urlo della Nord justru tidak membenarkan apa yang dilakukan fans Cagliari terhadapnya adalah tindakan rasisme.
Peniruan suara monyet yang dilakukan suporter Cagliari kala itu hanya dianggap sebagai upaya untuk meruntuhkan mental Lukaku saja dan menjadi bagian di dalam permainan sepak bola itu sendiri. Sungguh ironis jika melihat Lukaku justru tidak didukung oleh sebagian suporter klub yang dibelanya.
Bagaimana sikap para penggiat sepak bola Italia dalam menanggapi isu rasisme ini seakan membenarkan ucapan Balotelli dalam sebuah wawancara dengan Sports Illustrated pada 2013 lalu. Berikut ucapannya kala itu:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!