Sarasehan dengan tema kegiatan "AOPGI Summit: Dari Edukasi ke Eksplorasi, Membangun Budaya Mendaki yang Berkelanjutan" di Nitas Resort Kampung Pasir SApi Cugenang, Kabupaten Cianjur, dilaksanakan dengan penuh kemeriahan dan tawa, Sabtu siang (19/07/2025). Pembagian doorprize dari panitia untuk para peserta terpilih, menutup hari pelaksanaan yang didahului dengan pembahasan materi terkait dunia pendakian, puisi tentang alam, dan tanya jawab.
Dalam wawancaranya, ketua pelaksana Sarasehan AOPGI Cianjur 2025, Zul Isnaedy mengatakan tujuan dan alasan diadakannya kegiatan Sarasehan AOPGI Cianjur 2025 ini, sebagai ajang silaturahmi antar pencinta alam seperti Sispala, Mapala, dan masyarakat pencinta alam lainya sekaligus untuk meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai pendidikan tentang pendakian gunung serta memotivasi peserta untuk menjadikan pendakian sebagai bentuk prestasi.
"Tujuan diadakannya kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang nilai-nilai pendidikan dalam pendakian gunung, mendorong pendakian sebagai aktivitas rekreasi yang sehat dan positif, memotivasi peserta untuk menjadikan pendakian sebagai bentuk prestasi, menanamkan kesadaran konservasi dan membangun jejaring antara komunitas pendaki, Sispala, Mapala, dan masyarakat umum." Jelas Zul Isnaedy.
Selain itu, Zul Isnaedy juga menyampaikan bahwa Sarasehan AOPGI Cianjur 2025 ini, bukan sekadar ajang biasa bagi pencinta alam, tetapi juga panggung edukatif bagi pencinta alam terkait pendakian dan pentingnya menjaga lingkungan.
"Minimnya pemahaman peserta tentang filsosofi pendakian sebagai karakter, karena masih banyak peserta menganggap pendakian hanya sebagai kegiatan fisik atau hiburan semata, sehingga kurang memahami nilai-nilai edukatif tentang pendakian. Tidak semua peserta pun sadar akan lingkungan, masih ditemukan pendaki yang membuang sampah sembarangan, merusak vegetasi alam, sehingga diperlukan edukasi dan pembiasaan" ungkapnya.
Zul juga mengingatkan tentang pentingnya membangun jejaring sesame pencinta alam, mengingat minimnya koordinasi dan sinergi antas komunitas pendaki yang belum optimal.
"Dengan membangun sinergi antar komunitas, akan terbentuk ekosistem pendakian yang inklusif dan berdaya. Kolaborasi ini memperkuat pertukaran informasi, pengalaman dan semangat kebersamaan dalam memajukan budaya pendakian yang aman, beretika, dan berkelanjutan di Indonesia" tambahnya.
Acara ini juga menghadirkan tokoh terkenal dalam dunia pendakian yaitu Djukardi Adriana atau lebih dikenal Kang Bongkeng. Dalam penyampaian materinya, beliau sedih melihat keadaan para pendaki sekarang yang hanya ikut-ikutan mendaki tanpa ada persiapan.
"Dulu saya mengharapkan anak muda untuk pergi ke gunung. Sekarang sudah banyak, tetapi mereka berangkat tanpa persiapan, mereka naik gunung hanya untuk mengejar trend" ucap Kang Bongkeng.
Hadir juga dalam acara, seorang konten creator dalam dunia panjat tebing sekaligus seorang ekspedisian WANADRI yaitu Nadya Gianifa, selanjutnya ada perwakilan tokoh hebat WANADRI lainnya yaitu Kang Darmanto, dan terakhir seorang budayawan Relawan Indonesia Pembela Alam atau RIMBA dengan segala filosofis budayanya, yaitu Kang Eko Wiwid.
Dalam kesempatan itu, Â peserta juga memberikan kesan dan pesan atas diadakannya kegiatan Sarasehan AOPGI Cianjur 2025 ini. Mereka berharap agar kegiatan seperti ini terus diadakan.