Kader yang ditempa dengan pembinaan yang utuh akan memiliki kepribadian Islam yang mantap, kapasitas intelektual yang kritis, serta kepemimpinan yang visioner. Inilah modal utama untuk melahirkan alumni yang mampu mengabdi di masyarakat dan memperjuangkan terwujudnya masyarakat madani.
Dakwah Kampus Harus Berbenah
Dakwah kampus hari ini membutuhkan refleksi mendalam. Kita harus berani mengkritisi sendiri, apakah kita sedang membangun peradaban atau sekadar meramaikan kegiatan? Apakah kader yang lahir dari LDK akan menjadi pionir dakwah di tengah masyarakat, atau justru berhenti berjuang ketika meninggalkan kampus?
Kebangkitan dakwah kampus hanya mungkin terwujud jika LDK kembali meneguhkan orientasi strategisnya, yaitu menjadikan pembinaan sebagai poros utama. Event hanyalah aksesoris, sedangkan inti dakwah adalah menyiapkan generasi penerus yang tidak hanya cerdas dan kompetitif, tetapi juga berkomitmen penuh pada perjuangan Islam di sepanjang hayatnya.
Sumber
Al-Banna, Hasan. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin. Kairo: Darul Da’wah, 1948.
Al-Maududi, Abul A’la. Fundamentals of Islam. Lahore: Islamic Publications, 1975.
Hilmy, Masdar. Islamism and Democracy in Indonesia: Piety and Pragmatism. Singapore: ISEAS, 2010.
Madjid, Nurcholish. Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan. Bandung: Mizan, 1992.
Syafii, M. (2017). “Kaderisasi Aktivis Dakwah Kampus dalam Membentuk Karakter Pemimpin.” Jurnal Tarbiyah, 24(2), 145–160.
Wahid, Abdul. (2020). “Krisis Regenerasi Gerakan Dakwah Kampus.” Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 33–49.