Pernahkah kalian berpikir, sebenarnya ke mana arah pendidikan kita?
Setiap kali berganti presiden, berganti pula kebijakan pendidikannya. Guru dan murid seperti menjadi korban percobaan sistem yang tak pernah menemukan bentuk terbaiknya.
Padahal, tujuan pendidikan sudah lama dirumuskan dengan sangat jelas oleh Ki Hadjar Dewantara. Beliau mengajarkan tiga asas luhur:
1. Ing Ngarso Sung Tulodho --- di depan harus memberi teladan.
2. Ing Madyo Mangun Karso --- di tengah harus membangun semangat.
3. Tut Wuri Handayani --- di belakang harus memberikan dorongan.
Bahkan, UUD 1945 pun menegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah "mencerdaskan kehidupan bangsa." Namun, entah mengapa, arah pendidikan kita justru semakin kabur. Ia seolah menjadi alat permainan politik, bukan lagi jalan untuk mencerdaskan rakyat.
Setiap periode pemerintahan membawa kurikulum baru, visi baru, bahkan jargon baru --- tetapi jarang sekali membawa perubahan nyata bagi murid dan guru di lapangan. Akibatnya, mereka hanya menjadi kelinci percobaan dari sistem yang berubah tanpa arah.
Sementara negara lain sudah memikirkan inovasi dan terobosan untuk menghadapi masa depan, kita masih berkutat pada perdebatan: kurikulum mana yang paling cocok.
Ironis, bukan?