Mohon tunggu...
Andi MuhaiminDarwis
Andi MuhaiminDarwis Mohon Tunggu... Relawan - Menulislah. Sebelum kenangan indah terbuang sia-sia. Hargai hidupmu lebih dari siapapun itu.

Teknik Sipil 2015, Univ. Muhammadiyah Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesan Tuhan Melalui Sebuah Pesawat

12 Maret 2019   10:23 Diperbarui: 12 Maret 2019   10:35 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Selasa menyambut. Terdengar berbagai kabar dari penjuru dunia yang bermacam-macam. Indonesia setelah krisis fasilitas resapan air, sekarang mulai ceria meninggalkan musim penghujan ; Eropa sedang dalam masa peralihan, yaitu musim semi ; dan di Timur tengah tetaplah menjadi daerah dengan panas yang stabil. Selain itu, kabar baik dan buruk juga menyelimuti seluruh daerah. 

Ada yang berpesta  pora, ada juga yang berduka. Namun, ada juga yang berpesta dalam kedukaan. Kabar baiknya, Indonesia sangat antusias dalam menyambut debat kandidat pilpres 2019. Sedangkan kabar duka datang dari belahan bumi yang lain dengan jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines beberapa waktu yang lalu (10/3/19).

Ethiopian Airlines adalah salah satu maskapai terkemuka se-antero Afrika. Memulai sejarah dari dekade 1920 dan memperkenalkan diri kepada dunia  pada akhir dekade 1940. 

Dengan pengalaman yang sangat matang, Ethiopian Airlines menjadi maskapai pilihan untuk rute domestik dan internasional dengan puluhan pesawat yang dimiliki.

Kemudian setelah sekian lama dalam masa kejayaan, terdengar kabar duka tepatnya dua hari yang lalu bahwa pesawat Ethiopian Airlines Boeing 737 MAX 8 jatuh di pinggiran Addis Ababa, Ethiopia. 

Kabar ini sontak menuai perhatian dunia diakibatkan profesionalitas maskapai yang sebenarnya sudah tidak diragukan lagi. Tercatat 157 penumpang dan awak tewas bersama dengan jatuhnya pesawat, dan salah satu korban berasal dari Indonesia.

Berbagai macam spekulasi muncul dari berbagai kalangan. Ada yang mengatakan tidak laik terbang, kecerobohan maskapai, sampai hal-hal yang merusak citra baik maskapai. Tuduhan dan pembelaan dilontarkan dua belah kubu ihwal jatuhnya pesawat tersebut sampai pada hari ketiga pasca kejadian.

Setelah jenuh membaca berbagai macam spekulasi, ternyata ada hal yang terlupakan oleh masyarakat nasional maupun internasional dalam menghadapi peristiwa yang terjadi setiap saat. 

Manusia terlalu menitikberatkan pada aspek teknis yang realistis, tanpa memikirkan aspek spiritual, takdir dan ketuhanan dalam menanggapi sebagian besar kejadian. Mengevaluasi ketelitian setiap saat adalah kewajiban, namun terlepas dari itu semua ada kehendak Tuhan yang Maha segalanya.

Konsep seperti ini yang menghalangi kita untuk melihat sebuah kebaikan dari peristiwa yang terjadi, padahal hal yang dianggap buruk seperti ini bisa berbuah banyak kebaikan apabila melihat dari perspektif yang tepat. Bisa jadi ini adalah panggilan, peringatan, maupun ujian Tuhan kepada manusia.

Semakin pintar manusia, semestinya merasa semakin kecil di hadapanNya.

Tak bisa kita pungkiri bahwa semakin kita ahli dalam pekerjaan tertentu, maka semakin luas kita akan melihat. Mungkin ini adalah peringatan Tuhan kepada manusia, bahwa semakin kita belajar, maka (seharusnya) kita akan merasa semakin kecil di hadapan Tuhan yang menciptakan segala sesuatu sedemikian luas. 

Contoh, apabila kita mencoba menciptakan sebuah pesawat dengan mencontoh kepada burung-burung yang terbang dengan bebas. Kita melihatnya dengan konsep yang sangat sederhana. 

Namun, sebenarnya apabila kita meneliti lebih lanjut ada begitu banyak faktor yang akan didapatkan. Dari segi bahan, teknis, rangka, angin yang bertiup, tekanan udara, bahan bakar dan faktor takdir. 

Semuanya begitu rumit sehingga melalui hal itu sebenarnya manusia harus tersadar bahwa betapa kecil dirinya. Hanya membuat sesuatu seperti burung saja membutuhkan pemikiran yang ekstra.

Sebelum kejadian, Ethiopian Airlines Boeing 737 MAX 8 dikendalikan oleh seorang pilot ternama, yaitu Kapten Senior Yared Getachew dengan 8.000 jam terbang. 

Ini adalah pelajaran kelas atas bagi siapa saja yang ingin merenung, bahwa takdir selalu berada di atas kehendak dan pengalaman manusia. Sungguh, manusia sangatlah kecil, Bung.

 Kejadian adalah ujian dari Tuhan

Melalui berbagai peristiwa yang terjadi, Tuhan mencoba memberikan contoh yang tersirat dan tersurat. Tuhan mencoba mencari hambanya yang betul-betul beriman kepadaNya dengan cobaan yang diberikan. Siapa yang bersabar dan bertawakkal kepadanya, maka itulah orang yang betul-betul percaya dan begitu pula sebaliknya. 

Dalam kejadian jatuhnya pesawat dan bencana yang lain, sesungguhnya Tuhan menguji kualitas moral yang perlu dijaga oleh umat manusia. Kita lupa bahwa orang-orang mulia sekelas Nabi, lahir dari kondisi yang tidak menguntungkan.

 Sebab mereka bersabar dan bertawakkal, sifat keistimewaan mereka terlihat sedikit demi sedikit sampai menjadi tuntunan hidup bagi orang banyak.

Dunia ini fana, ada tujuan ideologis jangka panjang yang mesti dikerjakan

Sebagai seorang yang beragama apabila dihadapkan musibah seperti jatuhnya pesawat dan peristiwa menyangkut nyawa yang lainnya, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk betul-betul meresapi bahwa dunia ini adalah kesementaraan yang melenakan. Tidakkah kita belajar dari pesawat Adam Air di perairan Majene, Sulawesi Selatan? 

Tidakkah kita belajar dari gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat? Belum cukupkah pesawat yang jatuh untuk kemudian kita sadar bahwa telah jutaan manusia di bumi ini yang meninggal? Mari renungkan kembali tujuan hidup kita. Segalanya hanyalah titipan. Nyawa dapat melayang kapan saja. Tidak menunggu kapan kita siap.

Sebelum menutup, kami sampaikan rasa belasungkawa dan keprihatinan terhadap jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines Boeing 737 MAX 8 beserta kepada seluruh korban, terkhususnya saudara kita warga negara Indonesia. Semoga tetap tabah dan sabar dalam menghadapi dinamika kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun