Mohon tunggu...
Muh. Aditya Wisnu Wardana
Muh. Aditya Wisnu Wardana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang belajar dan berlatih

Muhammad Aditya Wisnu Wardana; Universitas Sebelas Maret 2020; Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Menulis untuk kesenangan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Eskalasi Perpustakaan sebagai Upaya Akselerasi Belajar Siswa dan Interaksi Sosial Masyarakat

6 Mei 2021   13:19 Diperbarui: 6 Mei 2021   13:43 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.1 Kunjungan tim visitasi perpustakaan Provinsi Jawa Timur di SMA Negeri 1 Talun Blitar. Penulis: Muhammad Aditya Wisnu Wardana

            Perpustakaan sekolah mempunyai peranan sebagai upaya memberdayakan siswa dan warga sekolahan juga sebagai upaya memberdayakan masyarakat sekitar melalui akses informasi dan sumber pengetahuan kepada masyarakat sekitar. Menurut Sutarni NS (2008: 68) hal tersebut disebabkan karena salah satu tujuan perpustakaan sekolaha adalah untuk menumbuhkan dan menyadarkan minat baca bagi anak-anak khususnya generasi muda agar kelak dapat menjadi masyarakat yang gemar membaca. Dalam proses pengembangan perpustakaan di sekolah mempunyai sejumlah kendala mulai dari akses infrastruktur, geografis, anggaran, bahan bacaan atau pustaka, dan lain sebagainya. Sehingga menyulitkan dalam mengembangkan perpustakaan sekolah secara merata di Indonesia.

            Selain melalui promosi perpustakaan sekolah, pengembangan perpustakaan sekolah menjadi perpustakaan umum merupakan suatu peningkatan yang diharapkan dan menjadi kebanggan tersendiri apabila perpustakaan sekolah mampu menjadi perpustakaan secara umum yang dapat dinikmati masyarakat sekitar. Hal tersebut bermaksud agar perpustakaan sekolah tidak hanya ditujukan untuk lingkup sekolahan saja, namun untuk interaksi sosial masyarakat juga. Peningkatan perpustakaan sekolah menjadi perpustakaan umum harus diawali dengan peningkatan bahan pustakaan yang sesuai dengan kondisi siswa dan masyarakat sekitar. Sutarno NS (2008: 68), mengungkapkan relevansi antara kebutuhan informasi dan koleksi dapat mendorong masyarakat untuk membaca demi memenuhi kebutuhan informasi yang dimiliki. Dengan adanya pengembangan ataupun peningkatakan perpustakaan sekolah menjadi perpustakaan secara umum yang dapat digunakan oleh masyarakat sekitar akan mampu menjalin interaksi antar sekolah dan masyarakat, sehingga dapat mendukung upaya pemerintah dalam percepatan literasi masyarakat.

            Perpustakaan sekolah perlu adanya pengembangan dalam hubungan sosial antar sekolahan dan masyarakat umum, seperti menghadirkan layanan perpustakaan keliling untuk mengatasi kekurangan perpustakaan di sekolah lain. Dengan adanya perpustakaan keliling yang dimiliki sekolahan dapat menciptakan dan meningkatkan akselerasi dan akses siswa dalam belajar di luar lingkungan sekolahan dengan memanfaatkan perpustakaan keliling sekolah, selain itu perpustakaan keliling milik sekolahan dapat ditujukan dalam menjangkau sekolahan di daerah lain yang belum memiliki perpustakaan dengan bahan pustaka yang masih terbatas. Hal tersebut sebagai bentuk upaya meningkatkan dan usaha mendukung program pemerintah dan perpustakaan dalam gerakan literasi sekolah (GLS) dan gerakan literasi masyarakat.

            Selain melalui promosi, dan upaya kerja sama dengan masyarakat. Perpustakaan sekolah juga dapat menyelenggarakan perpustakaan keliling sebagai upaya menyebarkan benih-benih pengetahuan yang diperlukan oleh siswa/kalangan muda, dan masyarakat umum di dalam lingkungan sekolah dan di luar lingkup pendidikan atau sekolah. Peran perpustakaan keliling sebagai wadah interaksi sosial masyarakat tersebut sesuai dengan Manifesto IFLA tahun 2001. IFLA menyatakan, perpustakaan sekolah tak hanya berperan dalam menyediakan informasi kepada dunia pendidikan, namun juga berperan sebagi wadah interaksi masyarakat (IFLA, 2001: 7). Dalam pengembangan dan pemberdayaan perpustakaan sekolah melalui perpustakaan keliling merupakan sebuah upaya dalam menjalin hubungan sosial masyarakat dengan sekolah, seperti kata pepatah "sambil menyelam minum air" yang bermaksud dengan adanya perputakaan keliling sekolah, dapat digunakan sebagai promosi perpustakaan sekolah kepada masyarakat sekitar dan memberikan pandangan positif terhadap perkembangan perpustakaan sekolahan tersebut sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan ketertarikan terhadap perpustakaan yang ada di sekolahan tersebut.

            Berdasakan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan eskalasi perpustakaan sekolah menjadi perpustakaan umum merupakan upaya akselerasi kualitas belajar siswa dan interaksi sosial masyarakat dengan cara yang kreatif, inovatif, dan solutif. Salah satunya dengan mempromosikan perpustakaan sekolah kepada masyarakat umum, memberikan pelayanan perpustakaan keliling, dan mengembangkan perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan yang dapat digunakan secara umum. Tentu dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan perpustakaan sekolah tersebut tidak lepas dari dukungan kepala sekolah dan pengurus perpustakaan, namun juga seluruh elemen warga sekolah, masyarakat sekitar sekolah yang turut memberikan kontribusinya, dan pemerintah dalam meningkatkan kualitas perpustakaan sekolah sebagai upaya akselerasi belajar siswa dan menjalin hubungan antar sosial masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Bafadal Ibrahim. 2005. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Edwards, Brian & Fisher, Biddy. 2002. Library and learning resouce centres. Oxford: Architectural Press.

Mahardjo, M. Thaher Shali Sri. 1975. Promosi Perpustakaan Umum Tahap I. Jakarta : Proyek Pengembangan Perpustakaan Depdikbud.

IFLA. 2001. The Public Library Service. Muenchen: IFLA/ UNESCO Publication. http://www.ifla.org/files/assets/hq/publications/archive/the-public-libraryservice/publ97.pdf (diakses pada 20 April 2021)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun