Mohon tunggu...
Muchammad Akbar Kurniawan
Muchammad Akbar Kurniawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Hi...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Serba-Serbi Permasalahan Masa Pubertas

7 Desember 2023   22:50 Diperbarui: 7 Desember 2023   23:19 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Halodoc

Dalam kehidupannya, setiap orang mengalami berbagai perubahan. Siklus hidup yang dimulai sebelum kelahiran dan berakhir pada masa tua yang akan memiliki banyak perubahan hidup. Perubahan hidup ini dapat direspons dengan berbagai cara oleh manusia. Ada orang yang melihat perubahan sebagai ancaman, dan orang lain melihatnya sebagai tantangan. Setiap manusia harus mengalami perubahan sebagai proses alami. Selama masa transisi atau pubertas, manusia mengalami salah satu perubahan dalam siklus hidupnya. "Masa pubertas adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan mencapai kemampuan reproduksi," kata Hurlock (1980:184).

Menurut Al-Mighwar (2006:26), perubahan kondisi fisik berikut terjadi selama masa pubertas: (1) perubahan ukuran tubuh; (2) perubahan bentuk tubuh; dan (3) perubahan ciri-ciri seks primer dan sekunder. Selain itu, gejala psikologis yang dialami remaja muda adalah gejolak emosional, yang ditandai dengan tingkah laku yang terlalu gembira, sedih, berani, takut, marah, muak, dan cemas. Remaja putri merasa cemas dan terganggu dengan menstruasi mereka, gelisah, dan tidak terkontrol, dan remaja putra merasa cemas, gelisah, dan malu. Hal ini sering terjadi pada remaja, terutama mereka yang sedang mengalami pubertas (Prayitno, 2006:69).

Beberapa alasan gangguan emosi yang dialami remaja pada masa pubertas, menurut Prayitno (2006:75), adalah sebagai berikut: 1) Merasa tidak dipenuhi kebutuhan fisik mereka secara layak, menyebabkan ketidakpuasaan, kecemasan, dan kebencian terhadap nasip mereka sendiri. 2) Merasa disia-siakan, disia-siakan, dan tidak diterima oleh orang lain. termasuk orang tua mereka. 3) Merasa lebih banyak dirintangi, dibantah, dihina, dan dipatahkan daripada mendapatkan dukungan, cinta, dan respons, terutama terkait dengan gagasan mereka. 4) Merasa bodoh atau tidak mampu Mungkin karena khayalan mereka atau karena mereka tidak tahu potensi mereka, mereka merasa bodoh.5. Merasa tidak senang dengan kehidupan keluarga mereka yang tidak harmonis, seperti orang yang sering bertengkar, kasar, marah cerewet, atau bercerai, sehingga perasaan nyaman, aman, dan bahagia hilang dari mereka. 6) Merasa iri dan menderita terhadap saudara kandung mereka karena diperlakukan secara tidak adil dan dibedakan.

Peran Orang tua dan guru sangat penting dalam memberikan informasi tentang masa remaja dan masalah yang muncul selama masa pubertas. Selain itu, penting bagi orang tua dan murid untuk berkomunikasi dengan baik satu sama lain dan dengan guru mereka agar anak atau murid merasa nyaman saat berbicara. Selain orang tua dan guru, keluarga adalah komunitas terkecil, di mana seorang remaja hidup bersama keluarganya lebih lama daripada komunitas lain, terutama komunitas sekolah. Kesuksesan seorang remaja dalam mempersiapkan masa depan mereka bergantung pada seberapa dekat mereka dengan keluarga mereka. Terdapat pembinaan yang dapat dilakukan oleh orang tua dan keluarga

Pertama, Pembinaan anak melalui perilaku yang baik, yaitu berperilaku baik terhadap anak. Melalui perilaku ini, anak dapat meniru dan mengikuti perbuatan baik yang dilakukan orang tuanya. Perilaku ini akan meninggalkan ingatan dalam jiwa anak sehingga ia lebih cenderung melakukan perbuatan baik dalam semua aspek kehidupannya setelah dewasa. Jika seorang anak tidak menerima pendidikan sejak kecil, ia akan menghadapi kesulitan saat dewasa. Itu ditemukan oleh apa yang ditanamkan.

Kedua, Nasihat adalah salah satu cara yang efektif untuk mendidik anak dalam lingkungan keluarga. Ini penting dalam pendidikan karena membantu anak-anak mempersiapkan iman, modal, spiritual, dan sosialnya. Pendidikan dengan nasihat ini dapat membuka mata anak-anak pada hakikat sesuatu, mendorongnya menuju situasi luhur, dan menghiasinya dengan akhlak mulia.

Ketiga, Dalam Islam, ada dua pendekatan utama untuk membina anak: pengajaran dan pembiasaan. Pengajaran adalah upaya teoretis untuk meningkatkan dan mengajar. Namun, pembiasaan adalah upaya untuk membuat dan mempersiapkan. Akibatnya, setelah diketahui bahwa kecenderungan dan naluri anak-anak sangat besar dalam pengajaran dan pembiasaan dibandingkan usianya, para pendidik, ayah ibu, dan guru harus memfokuskan perhatian mereka pada pengajaran kebaikan kepada anak-anak sejak mereka mulai memahami realitas kehidupan ini.

Permasalahan di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang bagaimana pendidikan Islam melihat perkembangan anak masa pubertas melalui akidah, akhlak, ibadah, fisik, dan psikologis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun