Aliran Pragmatis
Aliran ini menekankan bahwa pendidikan Islam tidak hanya berfokus pada aspek spiritual, tetapi juga harus memberikan kemampuan praktis yang bermanfaat bagi kesejahteraan sosial dan ekonomi (Mughni & Bakar, 2022).
Implikasi Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Islam dalam Pembelajaran Kontekstual
- Implikasi Aliran Konservatif dalam Pembelajaran Kontekstual
Metode pembelajaran dalam aliran ini cenderung bersifat tradisional, seperti halaqah atau pengajian di pesantren yang berorientasi pada pengajaran berbasis hafalan dan keteladanan guru. Guru dalam konteks ini tidak hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga sebagai sosok yang harus diteladani dalam perilaku dan spiritualitas (Andreani et al., 2023). Salah satu kelemahan pendekatan ini adalah kurangnya eksplorasi terhadap ilmu-ilmu duniawi, yang dapat membatasi peserta didik dalam memahami perkembangan zaman. Namun dengan adanya kemajual ilmu pengetahuan dan teknologi Aliran Konservatif ini mulai menggunakan metode pembelajaran berdasarkan tema yang sesuai dengan kondisi dan keadaan saat ini.
- Implikasi Aliran Religius-Rasional dalam Pembelajaran Kontekstual
Dalam pembelajaran, pendekatan ini berimplikasi pada metode yang lebih analitis dan reflektif. Peserta didik diajak untuk tidak hanya menghafal, tetapi juga memahami konsep secara mendalam dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan sehari-hari (Widiansyah, 2021). Misalnya, dalam pembelajaran tafsir AlQur'an, peserta didik tidak hanya dituntut untuk memahami makna ayat secara tekstual, tetapi juga melakukan kajian kontekstual dengan menggunakan pendekatan ilmiah dan rasional.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran meliputi diskusi, tanya jawab, serta analisis kritis terhadap suatu permasalahan yang terjadi saat ini. Implikasi dari aliran ini Adalah meningkatnya kemampuan berpikir kritis peserta didik dan penguatan integrasi ilmu agama dengan ilmu pengetahuan modern, yang sesuai dengan tuntutan zaman.
- Implikasi Aliran Pragmatis dalam Pembelajaran Kontekstual
Implikasi dari pemikiran ini dalam pembelajaran adalah perlunya integrasi antara teori dan praktik. Pembelajaran tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga memberikan pengalaman langsung melalui praktik lapangan, magang, dan kegiatan berbasis proyek (Soefijanto et al., 2024). Misalnya, dalam pendidikan ekonomi Islam, peserta didik tidak hanya mempelajari teori ekonomi Islam, tetapi juga diberikan kesempatan untuk berwirausaha sesuai dengan prinsip syariah.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran pragmatis lebih berorientasi pada pendekatan berbasis pengalaman, seperti problem-based learning dan project-based learning. Implikasi positif dari pendekatan ini adalah meningkatnya keterampilan peserta didik dalam menghadapi tantangan dunia nyata. Namun, tantangannya adalah bagaimana tetap menjaga nilai-nilai Islam dalam proses pembelajaran yang berbasis dunia kerja dan praktik sosial.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI