Mohon tunggu...
Muara Alatas Marbun
Muara Alatas Marbun Mohon Tunggu... Guru - Alumni U Pe' I

Seorang lulusan yang sudah memperoleh pekerjaan dengan cara yang layak, bukan dengan "orang dalem", apalagi dengan "daleman orang"

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Konsumsi Rumput Laut bagi Tubuh dan Negara

12 Februari 2019   12:14 Diperbarui: 12 Februari 2019   21:20 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo taken from : https://www.aryanto.id/artikel

Ini adalah tanaman yang selalu menjadi pendamping sehat makanan-makanan ala Jepang. Selain itu, tanaman ini bisa diolah lalu menjadi bahan utama dari jeli atau agar-agar yang menjadi camilan alternatif. 

Tumbuh dilaut, terkadang berwarna hijau dan menjadi komoditas yang menjanjikan bagi para nelayan dan tengkulak-tengkulaknya. Yups, ini adalah rumput laut, rumput yang selalu menyegarkan dahaga dan 'layak' dimakan manusia.

Rumput laut memang suatu komoditas yang dikonsumsi dan selalu menjadi primadona kala sore hari. Rasa yang tak karuan dan selalu memberikan kesegaran selalu menjadi ciri dari makanan satu ini yang selalu segar dijadikan camilan ringan. 

Alternatif cemilan selain kue ini bisa jadi pilihan penganan yang sehat karena utamanya mengandung antioksidan (agen senyawa kimia yang berfungsi menangkal zat radikal bebas).

Selain itu, rumput laut juga cocok bagi mereka yang takut akan obesitas mendadak akibat ngemil sembarangan. Penganan macam Sushi, Onigiri, atau Agar-Agar biasa dapat membuat lapar meredam namun berat badan tetap bertahan. Apakah kalian makin tertarik dengan tanaman yang dalam bahasa Inggrisnya disebut seaweed ini.

Menurut sejarahnya, rumput laut sudah diolah ke berbagai barang untuk konsumsi seperti obat-obatan dan kosmetik hingga pupuk organik. Pengolahan tersebut dilakukan oleh para penduduk pinggiran pantai yang tinggal di Cina dan Jepang pada abad 17. 

Makanan Jepang dan rumput laut tidak bisa lepas begitu saja mengingat rumput laut sudah menjadi "identitas" bahwa makanan itu berciri khas-kan negeri sakura tersebut.

Tentu saja makanan ini tidak bisa "naik kelas" menjadi panganan utama menggantikan nasi, singkong, dsb. Mengingat jumlah kalorinya yang jauh dari jumlah kalori dalam nasi (45 Kkal berbanding 204 Kkal; dengan ukuran 1 mangkok makanan) sehingga jangan sekali-kali beraktivitas berat dengan modal asupan dari rumput laut semata. 

Kalau jadi pendamping dari nasi tidak apa-apa dan justru bagus karena rumput laut dapat mengisi serat dalam tubuh dan mengatur kadar lemak di sekitar saluran pencernaan.

Selain keunggulannya sebagai makanan dan juga suplemen bagi kesehatan tubuh, ternyata rumput laut benar-benar membantu pemasukkan negara. Pada tahun 2005, konsumsi rumput laut di Cina, Jepang dan Korea Selatan sudah mencapai perkiraan USD 2 Billion. 

Sementara menurut data FAO tahun 2000, kurang lebih 10 juta Dolar Amerika Serikat menjadi pendapatan yang diperoleh badan usaha yang mengandalkan rumput laut sebagai makanan di seluruh dunia saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun