Mohon tunggu...
muammar
muammar Mohon Tunggu... mahasiswa

hobis saya bermaian sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Technopreneur Solusi Mahasiswa Untuk Melawan Pengganguran

29 Juli 2025   22:51 Diperbarui: 29 Juli 2025   23:00 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah klasik yang tak kunjung selesai di negeri ini adalah pengangguran. Ironisnya, sebagian besar justru datang dari kalangan terdidik, mereka yang sudah bersusah payah menempuh pendidikan tinggi, tapi kesulitan mendapat pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa lulusan diploma dan sarjana justru mendominasi angka pengangguran terbuka beberapa tahun terakhir. Ada yang bilang, "Sarjana kita pintar, tapi sistem belum memfasilitasi mereka untuk mandiri."

Di era digital seperti sekarang, kita tidak kekurangan peluang. Yang kita butuhkan adalah mindset baru: bahwa menjadi lulusan itu tidak harus selalu berarti "mencari kerja", tapi juga bisa "menciptakan kerja". Di sinilah technopreneurship hadir sebagai solusi yang sangat relevan.

Technopreneur adalah wirausahawan yang mengembangkan bisnis berbasis teknologi. Contohnya? Aplikasi pemesanan makanan lokal, platform edukasi daring, digital marketing untuk UMKM, hingga startup yang menawarkan layanan kesehatan berbasis AI. Mereka bukan hanya pengguna teknologi, tapi pencipta solusi.

Tapi pertanyaannya: apakah mahasiswa saat ini dibekali untuk jadi technopreneur?

Sayangnya, banyak kurikulum perguruan tinggi yang masih terpaku pada teori dan ujian. Kegiatan kewirausahaan pun sering dianggap sebagai "tambahan", bukan bagian inti dari pembelajaran. Padahal, jika technopreneurship masuk ke dalam struktur kurikulum entah sebagai mata kuliah wajib, program magang, atau proyek akhir, maka mahasiswa akan belajar bagaimana caranya melihat peluang, membangun produk, memasarkan, dan menghadapi kegagalan.

Beberapa kampus sudah mulai bergerak. Ada yang membuat inkubator bisnis, coworking space, hingga program mentoring dengan pelaku industri. Ini adalah langkah awal yang sangat baik. Tapi upaya ini harus diperluas dan dijadikan arus utama, bukan sekadar program elit yang hanya diikuti segelintir mahasiswa.

Di sisi lain, technopreneurship juga merupakan jawaban atas tantangan globalisasi. Dunia kerja saat ini tidak lagi dibatasi oleh wilayah. Seorang anak muda dari Lhokseumawe bisa saja menciptakan startup yang digunakan di Malaysia atau India. Tapi untuk bisa masuk ke pasar global, mahasiswa butuh kepercayaan diri, kreativitas, dan keterampilan digital, semua itu hanya bisa dibangun jika kampus memberi ruang yang cukup untuk berkembang.

Menjadi technopreneur bukan berarti semua mahasiswa harus buka usaha sendiri. Tapi dengan bekal tersebut, mereka akan lebih tahan banting: lebih berani mencoba, lebih mudah adaptif, dan tidak takut menghadapi kegagalan. Bahkan jika akhirnya mereka bekerja di perusahaan orang lain, semangat wirausaha tetap akan membuat mereka lebih unggul.

Masa depan dunia kerja tidak pasti. Tapi satu hal yang pasti: mereka yang bisa memecahkan masalah dengan teknologi akan selalu dibutuhkan.

Maka dari itu, perguruan tinggi perlu lebih progresif. Pendidikan tak lagi bisa hanya berorientasi pada ijazah dan nilai. Sudah saatnya mahasiswa dibekali kemampuan menciptakan solusi nyata. Karena ketika lulusan bisa menciptakan lapangan kerja, bukan hanya angka pengangguran yang berkurang tapi juga kualitas sumber daya manusia Indonesia akan naik kelas.

Technopreneurship bukan sekadar pilihan. Ia adalah keharusan. Untuk Indonesia yang mandiri. Untuk generasi muda yang percaya diri. Dan untuk masa depan yang lebih pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun