Mohon tunggu...
May Triranto Maharini
May Triranto Maharini Mohon Tunggu... Guru - pembelajar dan tenaga pengajar

Seorang tenaga pendidik. Tertarik dengan keunikan panorama, budaya, dan kuliner. Suka mengungkapkan pikiran melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Anak: Lili dan Burung Gereja

29 Oktober 2020   14:22 Diperbarui: 29 Oktober 2020   15:15 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh: May T Maharini

"Pak, Bu, Lili berangkat dulu ya..! assalamualaikum!" ujar Lili sambil melangkahkan kakinya keluar halaman rumahnya.

"Walaikumsalam" terdengar suara Bapak dan Ibu Lili menjawab berbarengan dari dalam rumah.

Lili tersenyum mendengar jawaban orang tuanya. Dengan semangat ia melangkahkan kakinya ke luar pagar rumah. Tetapi kemudian, senyumnya memudar ketika melihat beberapa ekor burung gereja bertengger di atas pagar kayu rumahnya. Ia langsung berlari ke arah burung-burung gereja itu sambil menghentakkan kakinya. Burung-burung gereja itu pun terbang ketakutan meninggalkan tempat itu. Ia tersenyum lebar. Ia senang burung-burung gereja itu pergi. Tapi ia tahu, besok mereka akan datang lagi. Dan, seperti biasa, ia juga akan mengusir mereka seperti hari ini dan hari-hari sebelumnya.

Dan benar, keesokan paginya ia mengusir burung-burung gereja itu lagi. Ia berlari sambil menghentakkan kakinya ke arah burung-burung gereja itu. Lalu burung-burung itu pun pergi. Setelah berhasil mengusir burung-burung itu, Lili dengan langkah ringan membuka pintu pagar dan hendak melangkah keluar. Tapi belum ada tiga langkah dari luar pagar ia berjalan, ia melihat seekor burung gereja terkapar di atas tanah. Untung saja ia belum sempat menginjaknya. Ia kemudian membungkuk dan memungut burung gereja itu dan menggenggamnya dengan kedua tangannya.

"Kamu belum berangkat, Lili?" terdengar suara Ibu Lili yang hendak pergi ke pasar dan sudah berdiri di samping Lili. "Loh, apa yang ada di tangan mu?" tanyanya ketika menyadari ada sesuatu di tangan Lili.

Lili tak langsung menjawab, ia langsung menyodorkan burung gereja itu ke Ibunya. "Burung Gereja ini sepertinya terluka, Bu."

Ibu Lili meletakkan keranjang belanja yang dibawanya di atas tanah untuk menggenggam burung gereja yang terluka itu dengan kedua tangannya. Ia mengamatinya sesaat. "Ya, burung ini terluka, Ibu akan membawanya pulang."

Lili mengerutkan keningnya, "Di bawa pulang? Ke rumah kita? Untuk apa Bu?" tanyanya seakan tak rela.

"Untuk dirawat, sayang, sampai burung ini sembuh. Nanti kamu juga harus membantu Ibu merawatnya. Sekarang, kamu berangkat ke sekolah dulu, sudah hampir jam setengah tujuh loh!" nasihat Ibu Lili. Lili menuruti, tapi dengan tampang cemberut.

Siang harinya, sepulang Lili sekolah, Ibu Lili tidak lupa untuk menyuruh Lili membantu sang Ibu merawat burung gereja yang terluka itu. Lili di suruh memberi makan burung itu dengan makanan burung yang sudah dibeli Ibu tadi di pasar. Dengan terpaksa Lili menuruti Ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun