Istilah "ras terkuat di muka bumi" bukan dariku. Dia sudah bersiliweran di medsos sejak lama; aku cuma tambahkan "kacamata hitam"-nya. Istilah itu merujuk gender perempuan yang secara spesifik -- demi hal prinsipil menurutnya -- gak ada kata takut dan kalah. Prinsipnya: Â aku datang, aku bertindak, aku menang!
Nah, di kereta komuter ras ini menjadi ancaman serius pada eksistensi penumpang bergender laki. Gak peduli laki remaja, dewasa, paruh-baya, maupun lansia. Sekalipun lansia itu seorang kompasianer, gak bakal ngaruh, ue.
Di gerbong kereta komuter lin Kebayoran-Rangkasbitung banyak ras macam itu. Kadang sendirian belagak jomlo, kadang dilengkapu dengan serenceng anak kecil.Â
Kategori terakhir ini rada mengerikan. Sebab dia tak segan-segan menyelipkan pantat anaknya duduk di antara pantat dua lelaki. Lalu dia berdiri mantengin dua lelaki itu dengan satu anak di gendongan dan satu lagi menempel di pahanya. Lelaki digituin oleh istri orang, kan risih, ya. Terpaksalah berdiri lalu pergi menyingkir. Nah, itu sudah, pucuk dicinta ulam tiba bagi ras terkuat di muka bumi.
Tapi ternyata ada yang lebih mengerikan Aku menemukannya seorang di gerbong kereta komuter Rangkasbitung-Kebayoran. Â Dialah "ras terkuat di bumi berkacamata hitam." Aku beberapa kali segerbong dengannya. Dia selalu naik dari stasiun Serpong, turun di Kebayoran.
Saat gerbong penuh, lalu dia naik, beberapa kali kulihat dia tanpa bicara langsung menggamit lutut lelaki terdekat yang duduk nyaman. Lelaki digituin, spontan mencelatlah, otomatis berdiri. Lalu si kacamata hitam itu tinggal panen seat kosong;  duduklah dia dengan wajah datar seolah tanpa dosa. Â
Menyebalkan, memang. Kok ada ya orang yang sewenang-wenang macam itu. Misalkan dia anggota dewan, kuduga kursinya itu pasti didapat lewat cara PAW maksa.
Kurasa ketak kekyatannya ada pada kacamata hitamnya, mungkin tipe cengdem (seceng adem), yang berukuran besar. Karena dia gak pernah buka kacamata sekalipun cuaca mendung. Itu senacam "Samson Betawi" yang rahasia kekuatannya ada pada bulu ketiaknya. Digunting, langsung letoy.Â
Jika segerbong dengan individu "ras terkuat berkacamata hitam" itu -- gak tahu namanya dan gak pengen kenalan -- aku selalu berdoa. Semoga Tuhan menjauhkan langkahnya dariku. Â Sejauh ini, puji Tuhan, doaku terkabul, sih.
Tadi siang, Selasa (8/10/2025) aku tak melihatnya di gerbong tempatku duduk. Maka tenanglah jiwaku. Tak perlu khawatir kalau-kalau tiba-tiba dia nongol di depanku lalu menggamit lututku. Amit-amit jabang bayi.