Target tim dan warga Qatar adalah kekalahan yang gak malu-maluin.
Maksudnya silahkan kalah. Tapi jangan sampai kebobolan 6 gol (Iran dicukur Inggris) atau bahkan 7 gollah (Kostarika digunduli Spanyol).Â
Dan, memang, selisih gol kekalahan Qatar tak pernah lebih dari dua. Ah, tepatnya selalu dua. Dari segi itu, bolehlah angkat jempol untuk pelatih Qatar, Felix Tani. Eh,salah, Felix Sanchez.
Sebagai new kids on the block Qatar gak malu-maluin bangsa amatlah. Jauh lebih baik dari Indonesia -- bukan Hindia Belanda ya -- yang gak pernah kalah di gelaran Piala Dunia.
Itu sebabnya emosi warga Qatar datar-datar saja saat tim mereka pada akhirnya gagal melaju ke Babak 16 Besar. Â Gak macam pendukung Belgia yang rusuh di Belgia dan Belanda gara-gara tim mereka tumbang 0-2 di kaki Maroko.Â
Dan bila tim Qatar kembali dari pesta Piala Dunia 2022 ini, pasti tak akan ada sambutan di bandara.
Inilah pengalaman pertama bagi Qatar berlaga di Piala Dunia. Belajar dari hari ini, mungkin Qatar bisa lolos lewat kompetisi ke Piala Dunia 2026 nanti.
Bukankah jagoan selalu kalah lebih dulu?
Ya, gaklah! Emang elo pikir laga Piala Dunia itu film laga kungfu macam Snake in the Eagle's Shadow? (eFTe)