"Kita langsung pulang." Engkong mengambil keputusan. Khawatir benar-benar hujan. Lagi pula, pandemi belum bersih tuntas. Tak baik bila terlalu lama berkeliaran di luar rumah. Â
"Terimakasih, Tuhan. Kau belum turunkan hujan-Mu." Poltak bersorak, bersyukur belum hujan, saat berhenti di depan pintu pagar rumah.
Dengan perasaan menang atas istri tercinta, Engkong turun dari mobil, lalu membuka gembok pintu sorong pagar.Â
Byur. Tiba-tiba saja hujan besar tumpah dari langit mengguyur mobil Engkong dan bumi Jakarta.Â
"Tuhan! Kenapa Kau iseng banget, sih!" Engkong berteriak sambil berlari kuyub masuk ke dalam mobilnya yang malang.(eFTe)