Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Shin Tae-yong Ngeprank Park Hang-seo

16 Mei 2022   18:12 Diperbarui: 17 Mei 2022   11:01 59141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-yong dan Park Hang-seo (Foto: kolase tribunnews.com)

"Sepakbola adalah hiburan sauvinis, nikmatilah dengan segenap jiwa-ragamu." -Felix Tani

Dalam sepakbola, laga pertama itu ibarat langkah pembukaan dalam permainan catur. Itu adalah langkah strategis yang menentukan akhir kompetisi. Akan menjadi pecundang atau pemenang? 

Itu mestinya yang menjadi pegangan bagi pengamat sepakbola. Terutama pengamat kambuhan yang sok pinter,  macam penulis artikel ini.

Tapi tak begitu yang terjadi saat Timnas U-23 Indosesia  dipecundangi 3-0 oleh Timnas  U-23 Vietnam pada laga pertama pertandingan sepakbola SEA Games 2022. 

Hujatan dan lecehan langsung dihunjamkan pada Shin Tae-yong, pelatih . Tae-yong dianggap salah dan kalah strategi dari Park Hang-seo, pelatih Vietnam yang "besar mulut" itu.

Para pengamat sepakbola nasional langsung bikin analisis kesalahan Tae-yong, dan memberi saran solutif anti-kalah untuk pertandingan selanjutnya. 

Kesan yang ditampilkan, seakan Tae-yong itu pelatih kelas tarkam. Cuma sekaliber pelatih Persigangsa (Persatuan Sepakbola Indonesia Gang Sapi). Biuh!

Adakah yang sempat berpikir kekalahan Timnas Indonesia dari Timnas Vietnam itu by design,  bagian dari sebuah rencana besar Tae-yong?

Maksud saya, begini. Tae-yong memang tidak memainkan strategi dan pemain terbaiknya saat melawan Tmnas Vietnam. Sebuah kekalahan telah dirancangnya, dalam rangka mengejar sebuah "sasaran besar".  Apa lagi kalau bukan jawara cabor sepakbola pada SEA Games 2022.

Apakah ada yang percaya kekalahan  0-3  dari Timnas Vietnam adalah indikator Timnas Indonesia yang letoy tralala? Aneh kalau ada yang percaya.

Perbandingan kekuatan Timnas Indonesia dan Timnas Vietnam tidak hanya diukur dari skor laga antara keduanya. Tapi juga dari perbandingan kinerja keduanya saat melawan Myanmar, Flipina, dan Timorleste.

Perhatikan data berikut:

  • Indonesia vs Myanmar  3-1, Vietnam vs Myanmar 1-0;
  • Indonesia vs Filipina 4-0, Vietnam vs Filipina 0-0;
  • Indonesia vs Timorleste 4-1, Vietnam-Timorleste 2-0.

Surplus gol Tim Indonesia dari tiga pertandingan itu adalah 11- 2 = 9. Sedangkan suplus gol Vietnam hanya 3 - 0 = 3. 

Apa artinya itu? 

Produktivitas Timnas Indonesia tiga kali lipat dibanding Tim Vietnam saat melawan tiga tim lain. Bahkan jika skor Indonesia vs Vietnam dihitung, surplus gol kedua tim berimbang, sama-sama 6 gol.

Itu artinya, Timnas Indonesia secara relatif lebih kuat dari Tim Vietnam. Atau kemungkinan terburuk,  sama kuat.

Nah, bisa dibilang, Tae-yong telah sukses ngeprank Hang-seo. Dalam hati, Tae-yong bersorak, "Kutipu kau, Hang-seo!".  Sambil terpingkal- pingkal. 

Dan Hang-seo? Dia termehek-mehek karena timnya harus menang atas Timorleste. Setelah Timnas Indonesia menggulung Tim Myanmar 3 - 1.  

Hasilnya? Vietnam hanya bisa menang 2-0 atas Timorleste, "si lumbung gol".

Apa yang dicemaskan Hang-seo kini tampaknya akan menjadi kenyataan. Pengulangan drama sepakbola AFF 2020. 

Di semi final, Vietnam sangat mungkin  akan berhadapan dengan Thailand yang dulu menaklukkannya. Sementara Indonesia akan menghadapi Malaysia yang ditaklukkannya pada AFF 2020.

Itu baru strategi kompetisi yang yahud dari Tae-yong. Dia secara cerdik telah mengumpankan Vietnam kepada Thailand. Dia tahu, dengan trauma AFF 2020, Vietnam secara psikis kurang nyaman berrhadapan  dengan Thailand.

Dengan kata lain, Tae-yong telah meminjam kaki Tim Thailand untuk menyepak Hang-seo dan timnya dari ruang target final.

Akan halnya Timnas Indonesia,  Tae-yong pasti sudah menyiapkannya untuk kembali mempecundangi Timnas Malaysia. Kemenangan telak pada Piala AFF 2020 adalah modal semangat bagi Timnas Indonesia.

Saya pikir, sasaran besar Tae-yong adalah revans terhadap Timnas Thailand. Dia ingin membuktikan Timnas Indonesia kini setingkat di atas Thailand, sehingga layak menjadi juara cabor sepakbola SEA Gsmes 2022.

Beginilah skenarionya. Indonesia meminjam kaki Thailand untuk menaklukkan Vietnam, lalu Indonesia memberi hadiah juara kedua untuk  Thailand.  

Apakah saya terlalu optimis? Mungkin. Tapi optimisme untuk Timnas Indonesia adalah doa mohon kemenangan.  

Apakah salah berdoa untuk kemenangan Timnas Indonesia? (eFTe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun