Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Malaikat Datang di Hari Minggu

28 November 2021   14:20 Diperbarui: 28 November 2021   15:02 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari piamanexplore.com

Lalu, tetangga yang dibencinya, lewat berperahu di situ dan menawarkan tumpangan. Tapi dia menolaknya.

Lewat pula perahu teman sekantor yang pernah menelikungnya dan, kemudian, mantan atasan yang pernah memecatnya. Keduanya menawarkan pertolongan. Tapi dia menolaknya.

Saat ketinggian air sudah mencapai dagunya, dia berteriak dengan nada murtad kepada Tuhan. "Tuhan! Kau tak perduli lagi pada umatmu ini!"

"Hei," tiba-tiba terdengar suara dari langit, "Aku sudah kirim tiga malaikat penolong. Tapi kamu menolak mereka."

Anekdot itu adalah antitesis perumpamaan "Orang Samaria yang Baik Hati". Perumpamaan ini disampaikan Yesus kepada orang Yahudi untuk menjawab pertanyaan "Siapakah sesamaku?"

Dikisahkan seorang Yahudi dirampok dan dianiaya penyamun dalam perjalanan dari Yerikho ke Yarusalem. Dua orang Yahudi, seorang imam dan seorang lagi suku Levi, yang lewat di situ enggan menolongnya.

Sampai kemudian lewat seorang Samaria yang dianggap rendah dan dibenci orang Yahudi. Tak disangka, justru orang Samaria itulah yang menolong dan menyelamatkan hidupnya.

Dengan perumpamaan itu, sangat jelas siapa sejatinya sesama. Atau, dari kacamata iman, tampak siapa malaikat penolong.

***

Dari anekdot dan perumpamaan di atas, saya mendapat pemahaman imani bahwa Tuhan dapat mengirim malaikatnya dalam rupa siapa saja. Entah itu seseorang yang saya kenal, atau tak kenal sama sekali. Orang saya kasihi, atau mungkin yang saya benci.

Satu kejadian tahun 1975,  sewaktu  bersekolah di Seminari Menengah Pematang Siantar, telah menguatkan keyakinan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun