Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Mengapa Budhi Sarwono Tak Kenal Luhut Binsar Panjaitan?

26 Agustus 2021   14:25 Diperbarui: 26 Agustus 2021   15:53 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono dan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan (Foto: tribunnews.com)

Budi tak kenal Luhut? Wajar.  Luhut itu bukan nama pasaran.  Hanya orang Batak menggunakan nama itu. Itupun tak populer. Walau maknanya bagus.  Luhut, artinya seluruh, keseluruhan, total, holistik..

Luhut tak kenal Budi? Tak wajar, kalau bukan keterlaluan.  Berarti Luhut tak pernah sekolah di SD.  Atau tak pernah membaca buku Belajar Membaca untuk Sekolah Dasar.

Buku itu memperkenalkan Budi dan keluarganya kepada seluruh anak Sekolah Dasar di saluhut, seluruh,  Indonesia. "Ini Budi. Ini ibu Budi. Ini bapak Budi."  Begitu antara lain Budi diperkenalkan.  Nama ibu dan bapaknya tidak ada. Ada juga nama kakaknya, "Ani kakak Budi".

Karena itu wajarlah jika Budhi Sarwono, Bupati Banjarnegara tidak hafal Luhut Binsar Panjaitan,Menko Marves RI.  Saat memberi keterangan  tentang pelaksanaan PPKM dan jaring pengaman sosial kepada para wartawan (21/8/2021),  dia menyebut Luhut sebagai orang Batak, Menteri Penjahit.

Saat para wartawan memberi tahu namanya adalah Luhut Binsar Panjaitan, Budhi tetap tidak bisa hafal. Tetap saja dia bilang Menteri Penjahit.  Nama Luhut Binsar Panjaitan terlalu panjang untuk Budhi, sehingga dia susah menghafalnya.  Bandingkan dengan Kho Wing Chin, nama lama Budhi.

Orang pertama yang memviralkan ujaran Budhi adalah Ferdinand Hutahean.  Lewat akun twitternya (23/8/2021)  dia mencuitkan kecaman: Bupati Banjarnegara tidak etis, tidak hormat kepada menteri, dan melecehkan marga Panjaitan.  

Sedikit berlebihan sebenarnya Lae Hutahean itu.  Budhi itu hanya tidak tahu nama Menteri Luhut. Bukan bermaksud  tak etis dan tak hormat. 

Apalagi dibilang melecehkan marga Panjaitan. Kejauhan itu.  Bukankah antar orang Batak di Toba sana juga sering menyapa seseorang bermarga Panjaitan dengan sebutan "Panjait" atau "Jait"?

Lagi pula, ada benarnya jika Pak Luhut digelari "Menteri Penjahit".  Dia memang "menjahit" tujuh kementerian: ESDM, PUPR, Perhubungan, KLHK, KKP, Parekraf, dan Investasi.  Agar satu padu meningkatkan pembangunan kemaritiman dan investasi dalam ekonomi nasional.

Luhut juga kini "menjahit" sejumlah kementerian dan lembaga pemerintah dari pusat sampai daerah untuk menjalankan PPKM secara terpadu, efektif, dan efisien. Hasilnya, pandemi Covid-19 yang sempat meningkat tajam, kini sudah menurun secara ajeg.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun