Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Jadikan Kuntilanak Hantu Nasional [Sebuah Proposal]

4 Mei 2021   18:59 Diperbarui: 5 Mei 2021   10:50 3277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kuntilanak (Foto: solopos.com/youtube.com)

Kuntilanak.  Siapa yang belum pernah mendengar namanya?  Dia adalah hantu yang paling tinggi populasinya di Indonesia.  

Sekaligus dia adalah hantu yang paling luas wilayah persebarannya.   Ada di semua pulau dan semua propinsi.  Ada di gunung, dataran tinggi dan di pantai, dataran rendah.  Di hutan, kebun, sawah, tegalan, tambak, dan sungai.  Ada di gedung tua dan di pohon tua.  Jangan tanya di kuburan.

Boleh dibilang, kuntilanak itu hantu paling populer di Indonesia.  Semua orang suka mendengar cerita tentangnya, tapi takut bertemu dengannya. Semisal manusia tak takut pada hantu, mungkin kuntilanak akan menjadi hantu yang paling sering diajak selfie dan wefie.  

Juga mungkin akan menjadi hantusumber paling top. Paling sering diwawancarai di televisi, atau diundang ngobrol di podcast.

Popularitas kuntilanak itu jauh melampaui semua hantu yang masih ada dan atau yang pernah ada di Indonesia.  Genderuwo misalnya hanya ada di Jawa, leak cuma di Bali, kakartana hanya di Flores, dan beguganjang di Tanah Batak.  Tak adalah yang sefenomenal kuntilanak.

Ditinjau dari segi popularitas, populasi, dan persebarannya, sudah selayaknya kuntilanak disyahkan sebagai "hantu nasional".   Dengan demikian melati  sebagai "puspa bangsa" punya pasangan. Bukankah kehadiran kuntilanak selalu ditandai oleh wangi bunga melati (selain kamboja)? 

Ada baiknya pemerintah mempertimbangan usulan ini, sebelum nanti kuntilanak diklaim Malaysia sebagai "hantu nasional"-nya.  Di Malaysia kuntilanak disebut pontianak.  Serupa dengan penamaan di Kalimantan dan Sumatera bagian utara. 

Di Kalimantan Barat, Pontianak  bahkan menjadi nama ibukota propinsi.  Sebab dahulu, menurut hikayat, daerah itu adalah hutan pemukiman masyarakat pontianak.  

Kalau Malaysia sampai mengklaim pontianak sebagai "hantu nasional", maka nama kota Pontianak juga ikut diklaim. Ribetlah urusan hak ciptanya.

Suatu "hantu nasional" sangat dibutuhkan kehadirannya sebagai penguat ikatan bangsa. Jika warga melihat kuntilanak maka, pada statusnya sebagai "hantu nasional", warga akan tersadar akan hakekatnya sebagai warga dari satu bangsa yang berhantu satu, kuntilanak.

Seperti halnya melati,  setiap kali warga melihatnya, maka sadarlah dia akan eksistensinya sebagai warga dari satu bangsa.  Melati, puspa bangsa, itu membangun imaji tentanf sebuah bangsa. "Komunitas terbayang" (imagined community), kata Ben Andersen. 

Fungsi kuntilanak akan seperti melati itu juga, jika dia diresmikan sebagai "hantu nasional." Memicu imaji warga yang melihatnya tentang eksistensi sebuah bangsa.

Sama seperti melati, yang tampilannya sama di mana pun tumbuh di negeri ini, demikian pula kuntilanak.   Dia adalah sosok perempuan berambut panjang tergerai, bermuka putih pucat, bermata merah membara, bergigi tajam (celemong darah), berdaster putih (tak pernah ganti), dan bertawa cekikikan.   

Kuntilanak itu tergolong hantu soliter.  Selalu muncul sendirian di tempat yang tak terduga maupun terduga. Lazimnya di tempat sepi pada malam hari.  

Pemunculannya, menurut cerita tanpa bukti empiris, ditandai dengan semerbak bau melati atau kamboja. Lalu suara tangis bayi, disusul tawa cekikikan panjang.  Kalau tawanya terdengar keras, berarti dia jauh, dan sebaliknya. Boleh percaya, tapi sebaiknya jangan.

Konon kuntilanak itu punya dendam kepada lelaki. Dia akan menakuti lelaki korbannya, kalau bisa, ya, sampai mati ketakutan. Entah apa alasannya sadis begitu. Tapi menurut salah satu kisah yang sukar dipercaya, konon kuntilanak itu sebenarnya korban kebejatan lelaki bajingan.  

Saya katakan, kisah itu sukar dipercaya karena ada jutaan kuntilanak di berbagai tempat. Masa iya ada seorang lelaki yang bisa membejati jutaan perempuan di jutaan tempat di Indonesia. Lelaki macam apa itu.

Tapi ada pesan relasi gender yang penting di situ. Lelaki, hanya karena merasa superior oleh nilai patriarki,  jangan pernah merendahkan perempuan. Jangan kapan pun, di mana pun, dengan cara apa pun. Balasannya ngeri kali, Bro. Tak terduga dan terbayangkan.

Jadi, sekurangnya ada dua makna simbolik kuntilanak. Pertama, kesamaan persepsi tentang sesuatu yang menakutkan. Sosok kuntilanak selalu sama di tiap daerah, etmis, kelompok agama, ras, dan golobgan sosial di Indonesia.  Itu artinya kubtilanak adalah pemersatu pandangan warga bangsa.

Kedua, kesetaraan gender. Kuntilanak adalah kode keras dari perempuan untuk kesetaraan gender. Pengingkaran terhadap kesetaraan itu, dengan memosisikan lelaki di atas perempuan, pada akhirnya akan membunuh eksistensi lelaki itu sendiri. Bagaimanapun, gender perempuan dan lelaki harus menyatu dalam kesetaraan, sebagai energi sosial-kreatif bangsa.

Dengan dua makna sosio-kultural itu, apakah berlebihan jika mengusulkan kuntilanak untuk dikukuhkan sebagai "hantu nasional."? Tidak. Tapi keterlaluan kalau ada perempuan yang tak setuju pada usulan ini.  Kalau lelaki, ya, sudahlah, tak terobati lagi. (efte)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun