Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Admin Kompasiana "Tidak Menarik"

28 Agustus 2020   14:30 Diperbarui: 28 Agustus 2020   15:30 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khayalanku tentang tombol nilai artikel Kompasiana (Screenshot laman Kompasiana, dimodifikasi, dengan segala maaf kepada Amin K)

"Tidak menarik."  Siapa di antara kita yang gempita menerima penilaian "tidak menarik"?  Sekali pun kita terbuka terhadap kritik, penilaian "tidak menarik" tetaplah tidak menyenangkan.  

Biar pun faktanya, bagi banyak orang, kita atau karya kita mungkin memang "tidak menarik". Tetap saja tak enak di hati.

Penilaian "tidak menarik" itu, dari sisi penilai, bermakna ganda: positif dan negatif.  Positif dalam arti jujur menunjukkan fakta "tidak menarik", sekalipun penilaian itu didominasi subjektivitas. Tujuannya agar ada langkah perbaikan pada diri orang atau karya yang dinilai.

Negatif dalam arti meremehkan orang atau karya yang dinilai.  Mungkin karena didasari rasa permusuhan, perbedaan prinsip atau pilihan,  atau persaingan tidak sehat.  Tujuannya untuk menjatuhkan nilai orang atau karya yang dinilai.

Mengingat potensi makna negatif itu, saya menjadi bertanya-tanya, apa sebenarnya motif Admin Kompasiana memberikan pilihan nilai "Tidak Menarik" pada tombol pilihan penilaian artikel di Kompasiana.  

Enam pilihan nilai lainnya adalah Aktual, Bermanfaat, Inspiratif, Menarik, Menghibur, dan Unik.

Pilihan atas satu dari tujuh nilai itu adalah subjekrivitas Kompasianer.  Sebab Admin K tidak menyediakan indikator "objektif" untuk setiap pilihan nilai itu 

Saya tidak tahu pasti seberapa kerap seorang Kompasianer menerakan nilai "Tidak Menarik" pada artikel sesamanya.  Tapi berdasar pengamatan, tombol "Tidak Menarik" itu cukup berjasa pada masa kampanye Pilgub DKI 2017 dan Pilpres RI 2019. 

Dua kubu Kompasianer pendukung baku pencet tombol itu untuk meremehkan artikel dari kubu "lawan".

Disadari atau tidak, tombol nilai "Tidak Menarik" itu sempat berjasa menyumbang pada proses polarisasi politik di DKI Jakarta dan Indonesia.  

Bolehlah dikatakan, Kompasiana telah memfasilitasi dua kubu untuk mempertajam polarisasi antara mereka.   Saya berharap itu bukanlah misi terselubung Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun