Sejujurnya saya hanya tahu pasti bagaimana mengawali penulisan artikel. Saya tidak pernah tahu akan seperti apa struktur artikel nantinya. Tidak tahu apa saja isi artikel kelak. Dan tidak tahu akan bagaimana akrtikel diakhiri. Â
Karena itu, bila ada yang bertanya "Bagaimana cara menulis artikel," saya tidak pernah mampu menjawabnya. Saya lebih suka mengatakan pertanyaan seperti itu adalah jenis yang salah.
Bagi saya, penulisan artikel sepenuhnya dipandu oleh intuisi yang tak mungkin diajarkan.  Dan sebuah artikel  dibangun dengan ragam serendipitas yang tak mungkin ditebak.
Jadi, boleh dikata, bukan saya yang mengendalikan penulisan artikel, tapi artikel itu sendiri yang menemukan bentuknya.
Artikel ini adalah contohnya. Sungguh, saya tidak pernah merencanakan struktur penulisan seperti ini. Â Juga tak pernah merencanakan rincian isinya akan seoerti ini. Â Tidak ada patokan baku yang saya ikuti, kecuali kaidah logika, etika dan estetika. Maka jadilah artikel ini.
Tidak percaya? Baiklah. Â Saya harus mengakui kepadamu, kawan, bahwa saya juga tidak pernah tahu akan bagaimana akhir artikel ini. Tidak tahu, sampai saya kemudian menuliskan kalimat sakti, "Cukuplah sampai di sini."(*)