"Apa saja boleh." Itu kredo anarkisme Feyerabend dalam penelitian. Â Lupakan segala metode baku yang memenjarakan itu. Lalu temukan sendiri metodemu.Â
Caranya, terapkan "metode tanpa metode", menempuh cara apa saja untuk mengungkap kebenaran. Rambunya hanya tiga: logis, etis dan estetis.
Bagi Feyerabend, jalan menuju kebenaran (ilmiah) tidak tunggal dan baku melainkan majemuk dan kontekstual. Â Dia menolak pembakuan dan berpaling pada anarki, kreasi metodologi yang solutif sekligus produktif.
Anarkisme metodologi Feyerabend lazim diterapkan pada metode penelitian kualitatif. Saya adalah seorang penganut setianya.
Saya tak hendak bicara banyak soal praktek metoda penelitian kualitatif di sini. Hanya ada satu hal yang perlu saya katakan: "Saya baru tahu persis metode penelitian kualitatif yang telah saya terapkan setelah laporan penelitian selesai tersusun."
"Metode tanpa metode" itu sepenuhnya kerja intuitif. Â Tak pernah diketahui apa yang akan dilakukan dan ditemukan. Â Semuanya terpulang pada "apa yang terjadi" di lapangan. Â
Semua serba tak terduga sebelumnya. Suatu metode baru ditemukan secara tak sengaja karena ada masalah. Suatu informasi yang tak terpikirkan sebelumnya diperoleh karena praktek metode yang kreatif. Â Itu namanya serendipitas, solusi atau temuan tak terduga tapi penting, dalam penelutian lapangan.
Begitulah, dalam praktek penelitian kualitatif intuisi telah menuntun saya pada serendipitas. Itu bisa mengubah alur dan arah penelitian saya, atau memperkayanya, atau bahkan mengubah fokusnya. Â
(4)
Demikianlah, sebagaimana dalam penelitian, saya juga menerapkan anarkisme metodologi dalam proses penulisan artikel.
Saya membiarkan diri dituntun oleh intuisi yang menghasilkan serendipitas sepanjang proses penulisan. Setiap kalimat adalah serendipitas, temuan tak terduga. Demikian pula setiap oaragran adalah serendipitas.
Karena itu, artikel saya tak pernah ditulis berdasar suatu kerangka atau garis besar (outline). Â Kerangka atau garis besar adalah pembakuan, penjara yang membunuh intuisi dan karena itu menyia-nyiakan peluang serendipitas.