Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tolak Angin, Solusi Pening di Kala Genting

14 Agustus 2018   22:26 Diperbarui: 14 Agustus 2018   23:08 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: tolakangin.co.id

Aku beli Tolak Angin dari toko obat di pasar. Sekarang ini harganya Rp 30,000 per pak, isi 10 sachet.  Lebih murah Rp 5,000- Rp 10,000  ketimbang beli di apotik atau toserba. Apalagi kalau beli di ruang tunggu bandara, beda Rp 20,000 per pak.

Aku selalu siap dengan Tolak Angin di ransel katena  jenis pekerjaanku  berisiko tinggi masuk angin. Pekerjaan duduk mikir solusi atas masalah dan peluang pengembangan agribisnis yang aku tekuni. Kurang gerak sepanjang siang, kadang sampai malam, ya,  berisiko masuk anginlah. Apalagi, aku rada anti-olah raga.

Aku pikir, Pak Irwan itu memang cerdas luar biasa, untuk tidak bilang jenius. Dia tahu persis banyak orang seperti aku. Orang-orang yang sibuk duduk mikir untuk berakhir dengan kepala pening. Tapi ingin solusi efisien dan efektif melenyapkan peningnya. Maka "diciptakan"-nyalah "Tolak Angin" cair yang legendaris itu.

Sedikit gila, aku membayangkan Pak Irwan itu berseru begini: "Datanglah padaku, hai kamu orang yang menanggung pening berat di kepalanya. Reguklah jamu "Tolak Angin" buatanku, maka pening kepalamu akan lenyap terangkat!"

Aku percaya, maka telah kujadikan "Tolak Angin" cair, kuning dan biru, sebagai "solusi pening dalam ransel di kala genting". Hanya "Tolak Angin" yang tahu mengatasi pusing yang mendera kepalaku saat masuk angin. Juga melegakan lubang hidungku dari ingus kental saat flu.

Begitulah, relasi "Tolak Angin" dan "Kepala Pening"-ku sudah "terstruktur, sistematis, dan masif", meminjam ujaran politisi tentang kecurangan Pemilu.  

Inilah Efeknya ...

Seorang teman  bertanya, "Apakah terlalu sering minum Tolak Angin tidak ber-efek pada kesehatanku?" Oh, itu sudah pasti. Efeknya, pening kepalaku  hilang.  

"Bukan, maksudku ada gak efek sampingnya pada kesehatan," kejar temanku, lebih spesifik.  Oh, kalau itu, saya tidak tahu pasti.  Apalagi kalau yang dimaksud  efek  negatif.  

Tapi sepanjang tak berlebihan menenggaknya, apalagi tidak diimbuhi dengan kopi atau tuak, aku pikir tak adalah efek buruknya.  

Aku sendiri meneguk "Tolak Angin" paling banyak 3 sachet dalam 24 jam.  Itupun hanya jika masih masuk angin atau flu.   Yang penting, ikuti saja petunjuk minum "Tolak Angin" yang dibikin   Pak Irwan.  Pasti aman.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun