Membuat materi ajar lebih cepat dan menarik
Menyusun soal berdiferensiasi sesuai kemampuan siswa
Memberi umpan balik dengan data yang lebih akurat
Memotivasi siswa untuk menulis dan berpikir lebih luas, bukan sekadar menghafal
Jika kita sibuk melarang siswa menggunakan AI, maka mereka akan memakainya diam-diam. Tapi jika kita membimbing cara menggunakannya secara etis, kita sedang membentuk karakter digital yang bertanggung jawab.
Di sinilah pentingnya literasi digital dan etika AI diintegrasikan dalam kurikulum. Siswa harus tahu: kapan boleh menggunakan AI, bagaimana mencantumkan sumber, dan apa dampaknya jika mereka bergantung secara penuh.
AI Bisa Cerdas, Tapi Guru Harus Lebih Bijak
Kecerdasan buatan akan terus berkembang. Tapi tidak ada AI yang bisa menggantikan pelukan seorang guru kepada murid yang sedang patah semangat. Tidak ada teknologi yang bisa mengganti makna sebuah kata penyemangat, senyum, dan kehadiran yang tulus dari seorang pendidik sejati.
Guru tetap dibutuhkan—lebih dari sebelumnya. Tapi guru yang terus belajar, terbuka terhadap perubahan, dan tidak takut pada masa depan.
Karena pendidikan bukan hanya soal menyampaikan pengetahuan, tapi membentuk manusia. Dan itulah tugas mulia yang tak bisa dilakukan oleh mesin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI