Oligarki adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok kecil individu atau kelompok yang memiliki kekuasaan dan pengaruh yang sangat besar di dalam masyarakat. Dalam oligarki, kekuasaan dan pengaruh didapatkan melalui kekayaan, keturunan, atau koneksi politik yang kuat. Oligarki sering dikaitkan dengan pengambilan keputusan yang tidak transparan, korupsi, dan ketidakadilan sosial.
Oligarki dapat terjadi di berbagai level pemerintahan, dari pemerintahan lokal hingga pemerintahan nasional. Oligarki juga dapat terjadi dalam berbagai jenis pemerintahan, seperti demokrasi, oligarki absolut, atau monarki konstitusional.
Di banyak negara di seluruh dunia, oligarki dianggap sebagai masalah serius dalam pembangunan sosial dan politik. Oligarki menghasilkan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi, serta mengekang partisipasi publik dalam proses pembuatan keputusan politik. Ini dapat menyebabkan masyarakat kehilangan kepercayaan pada pemerintah mereka dan mengakibatkan ketidakstabilan sosial dan politik.
Contoh oligarki yang terkenal adalah Rusia pasca-Soviet. Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, sekelompok kecil oligark kaya tiba-tiba muncul dan memegang kendali atas sektor-sektor penting di negara tersebut, seperti minyak, gas, dan media. Oligark ini memanfaatkan sistem politik yang tidak stabil dan korup untuk memperoleh kekayaan dan kekuasaan yang besar, dan membatasi akses orang lain ke sumber daya dan pengambilan keputusan.
Oligarki juga dapat terjadi di negara-negara demokratis. Misalnya, di Amerika Serikat, banyak kritikus berpendapat bahwa oligarki bisnis dan finansial memegang kendali atas proses politik di negara tersebut. Orang kaya dan perusahaan besar memiliki pengaruh besar dalam pemilihan, lobbi, dan pembuatan kebijakan di pemerintah. Hal ini dapat menghasilkan kebijakan yang merugikan bagi masyarakat pada umumnya, seperti peraturan pajak yang tidak adil atau pemotongan anggaran yang mengancam layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan.
Upaya untuk melawan oligarki sering kali memerlukan reformasi politik dan ekonomi yang radikal. Reformasi ini mungkin termasuk pengurangan kekuasaan oligarki dan pemulihan keadilan sosial dan ekonomi. Namun, proses reformasi semacam itu bisa sulit dilakukan karena oligarki biasanya memiliki kepentingan yang kuat dan akses ke sumber daya dan pengaruh yang besar.
Dalam beberapa kasus, upaya reformasi dapat berhasil. Contohnya, setelah Revolusi Oranye di Ukraina pada tahun 2004, oligarki yang kuat dan korup yang memegang kendali atas pemerintah Ukraina berhasil dijatuhkan, meskipun situasi politik di negara tersebut masih jauh dari stabil dan demokratis.
Di Indonesia, oligarki juga menjadi masalah yang serius. Sejak awal kemerdekaan Indonesia, sekelompok kecil elite politik dan bisnis memegang kendali atas pemerintahan dan perekonomian negara. Oligarki di Indonesia sering kali disebut sebagai 'kartel politik' atau 'kekuatan borjuis'. Mereka memanfaatkan pengaruh dan koneksi politik untuk memperoleh keuntungan ekonomi yang besar, sementara orang biasa sering kali tidak dapat mengakses sumber daya dan layanan publik yang memadai.