Mohon tunggu...
Samuel Pardamean Pakpahan
Samuel Pardamean Pakpahan Mohon Tunggu... Certified Trainer (BNSP)

Saya rindu menolong setiap orang yang bergumul dengan masa depan dan kehidupan supaya memiliki kehidupan yg maksimal dalam Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Worklife

STOP Bingung! Perencanaan Yang Matang itu Adalah Tindakan Iman Sejati

24 September 2025   21:07 Diperbarui: 24 September 2025   21:07 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input Keterangan & Sumber Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit Foto))

Apakah  pernah merasa bingung? Di satu sisi, dunia profesional menuntut kita untuk punya strategic planning, target, dan KPI yang jelas. Di sisi lain, sebagai orang percaya, kita sering mendengar nasihat untuk "mengalir dengan Roh Kudus" dan tidak kaku dengan sebuah rencana.

Mana yang benar? Apakah membuat rencana itu tindakan iman atau justru menunjukkan kita kurang percaya pada kedaulatan Tuhan?

Ini adalah dilema yang sering dihadapi oleh banyak pemimpin, profesional, dan pelayan Tuhan. Kabar baiknya, Alkitab tidak mempertentangkan keduanya. Justru, Alkitab menunjukkan bahwa perencanaan yang hebat adalah sebuah tindakan rohani yang mendalam. Atau dengan kata lain, membuat perencanaan yang matang adalah "Mengalir bersama Roh Kudus" yang sebenarnya.

Mari kita bedah bersama apa yang Firman Tuhan katakan tentang hal ini. Sebagai informasi, prinsip-prinsip Alkitab yang ada saya sampaikan terinspirasi dari pendalaman Alkitan induktif dari buku "Biblical Management" oleh Vasile Filat.

Dasar Teologis: Tuhan Adalah Sang Perencana Utama

Sebelum kita membuat perencanaan, kita harus sadar bahwa kita sedang melayani Tuhan yang merupakan seorang "Perencana Agung". Rencana-Nya bukanlah sebuah reaksi spontan, melainkan sebuah desain yang agung dan kekal.

  • Rencana Allah Punya Tujuan Jelas (Roma 8:28-30 & Efesus 1:2-12)
    Rasul Paulus menggambarkan sebuah "benang merah keselamatan" yang menunjukkan bahwa Tuhan seorang yang sangat detail dalam perencanaan: dari kekekalan Ia telah mengetahui, menentukan, memanggil, membenarkan, hingga memuliakan kita. Tujuannya? Agar kita serupa dengan gambaran Anak-Nya, Yesus Kristus.
    Bahkan, rencana itu sudah ada "sebelum dunia dijadikan" (Efesus 1:4). Ini mengajarkan kita bahwa menyusun rencana yang baik itu proaktif, bukan reaktif. Perencanaan kita untuk pelayanan, bisnis, atau keluarga seharusnya menjadi bagian kecil yang selaras dengan rencana kekal Tuhan yang besar.

  • Rencana Allah Menghasilkan Misi (1 Petrus 2:9-10)
    Apa hasil dari rencana Tuhan? Ia menciptakan sebuah umat yang baru---"imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri." Untuk apa? Supaya kita "memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia."
    Ini artinya, rencana kita tidak boleh berhenti pada sekedar menyelesaikan tugas. Sebuah rencana yang ilahi harus bertujuan untuk pertumbuhan dalam Kristus sebagau identitas dan mendorong misi. Saat kita merencanakan sebuah ibadah, pelatihan, atau proyek, tanyakan: "Bagaimana ini bisa membantu orang lain bertumbuh dalam Kristus dan menjadi saksi-Nya?"

Hikmat Amsal: Cara Merancang Rencana

Jika Kitab Perjanjian Baru memberi kita "Why"-nya, Kitab Amsal memberikan "How"-nya. Kitab Amsal penuh dengan hikmat praktis untuk dipraktekkan sehari-hari.

  1. Motivasi Hati Itu Segalanya
    Amsal 6:18 mengatakan bahwa Tuhan membenci "hati yang membuat rencana-rencana yang jahat." Sebuah rencana bisa terlihat cemerlang di atas kertas, tapi jika motivasinya adalah kejahatan, iri hati, atau keegoisan, rencana itu adalah kekejian di mata Tuhan. Pastikan motivasi Anda dalam merencanakan sesuatu itu murni.

  2. Jangan Membuat Rencana Sendirian (Prinsip Anti-Superman)
    Ini adalah salah satu prinsip yang paling sering diulang: "Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi berhasil kalau banyak penasihat" (Amsal 15:22). Seorang pemimpin yang bijak tidak merancang sendirian. Libatkan tim inti, mentor, dan orang-orang yang bisa dipercayai. Hikmat kolektif akan menyelamatkan kita dari banyak kesalahan.

  3. Rajin vs. Tergesa-gesa
    Amsal 21:5 menunjukkan kontras yang tajam: "Rancangan orang rajin mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan." Perencanaan yang baik butuh waktu, riset, dan pemikiran yang matang. Jangan tergoda untuk mengambil jalan pintas. Ketekunan akan membuahkan hasil.

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Worklife Selengkapnya
    Lihat Worklife Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun