Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Frase "Kalau Sudah Waktunya", Tepatkah?

29 Januari 2020   10:02 Diperbarui: 29 Januari 2020   11:00 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa tahun lalu ada seorang anak kecil (Balita), dari usia seharusnya dia sudah bisa berjalan namun ternyata sampai detik itu kenyataan berkata sebaliknya. Anak kecil tersebut mengalami kesulitan untuk berdiri tegak dan melangkah perlahan-lahan. 

Orang tua anak tersebut mulai khawatir dan bertanya pada tetangga kanan kiri yang sudah mempunyai anak apakah dulu anak mereka begitu. Kebanyakan dari tetangga berusaha menenangkan si orang tua bahwa ini hanya masalah waktu saja. Kata mereka "kalau sudah waktunya pasti si anak akan bisa berjalan dengan sendirinya".

Tidak puas dengan jawaban dari tetangga dan rasa sayang pada buah hatinya, orang tua tersebut membawa si anak ke dokter. Menurut dokter yang memeriksa ternyata si anak mempunyai otot-otot yang lemah pada kakinya sehingga kesulitan untuk berdiri dan berjalan. Dokter menyarankan agar anak tersebut menjalani terapi di klinik tumbuh kembang. Selama beberapa bulan anak tersebut menjalani terapi hingga akhirnya bisa berjalan dengan normal.

Pun pada saat anak tersebut sudah bisa berjalan, ternyata dia belum bisa berbicara dengan lancar, hanya sebatas satu dua kosa kata saja. Lagi-lagi para kawan, tetangga, dari orang tua si anak mengatakan "Ah itu hanya telat ngomong saja, nanti kalau sudah besar dikit dan waktunya bisa ngomong kan akan ngomong dengan sendirinya". Ketika kembali dibawa ke dokter ternyata anak tersebut mempunyai gangguan syaraf yang membuatnya belum berbicara dan harus menjalani terapi.

Virus Corona yang konon katanya berasal dari sup kelelawar dari kota Wuhan, China, sudah menjadi momok bagi orang sedunia. Virus ini telah menjangkiti ribuan orang dan mematikan ratusan orang. 

Kenapa virus ini baru muncul atau heboh sekarang, tidak dari dulu-dulu padahal di Wuhan aktivitas memakan sup kelelawar dan binatang-binatang lain yang kita anggap aneh sudah ada sejak dahulu. Kata orang-orang karena sudah waktunya maka virus itu muncul, untuk menjelaskan kemunculan virus Corona tersebut.

Bagi kita frase "kalau sudah waktunya maka...." sering digunakan untuk menerangkan suatu kondisi dimana kita tidak punya penjelasan lain selain mengemukakan frase tersebut. 

Memang benar kalau sudah waktunya mendapatkan rezeki maka rezeki itu tidak akan lari kemana. Memang benar kalau waktu kematian datang maka mau berlindung di bunker seaman apapun malaikat maut pasti akan datang dan mengambil nyawa seorang manusia. Memang benar kalau sudah waktunya sembuh setelah sakit berbulan-bulan maka seorang manusia akan sembuh juga dari sakitnya.

Pun demikian, frase "kalau sudah waktunya" seringkali digunakan oleh banyak orang sebagai alasan pemaaf untuk tidak melakukan usaha apapun agar keluar dari kondisi yang dialaminya atau meraih apa yang diinginkannya. Seolah-olah bahwa kondisi, peristiwa, dan keadaan apapun sudah pasti terjadi tanpa usaha manusia di dalamnya. 

Allah telah menegaskan tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak berusaha merubah nasibnya sendiri. Poinnya adalah manusia harus tetap berikhtiar sepanjang hidupnya untuk menggapai apa yang diinginkannya. Takdir tidak dipahami hanya dengan menunggu dan mengucapkan kata-kata "kalau sudah waktunya maka pasti bla bla bla".

Berikhtiarlah kita sebagai manusia untuk menjemput rezeki, kesembuhan, kebaikan, kemakmuran hingga kemudian takdir tersebut datang dan kita jalani dengan ikhlas apapun bentuknya apakah sesuai dengan yang diharapkan ataupun tidak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun