Mohon tunggu...
M. Rasyid Nur
M. Rasyid Nur Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiun guru PNS tidak pensiun sebagai guru

M. Rasyid Nur, pendidik (sudah pensiun dari PNS pada Mei 2017) yang bertekad "Ingin terus belajar dan belajar terus". Penyuka literasi dan berusaha menulis setiap hari sebagai bagian belajar sepanjang hari. Silakan juga diklik: http://mrasyidnur.blogspot.com/ atau http://tanaikarimun.com sebagai tambahan komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bos, Olahlah BOS

16 Desember 2015   22:14 Diperbarui: 16 Desember 2015   22:14 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

SELAMA dua hari, Senin- Selasa (14-15/12) Dinas Pendidikan Kabupaten memprakarsai kegiatan yang diberi nama Workshop BOS SLTA se-Kabupaten Karimun. Kegiatan diikuti oleh seluruh bos sekolah alias Kepala Sekolah SMA/ MA/ SMK dan bendahara BOS-nya. Tujuan kegiatan adalah agar si Bos lebih memahami mekanisme dan cara mengelola dan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) itu.


Kegiatan workshop itu sendiri memang penting menurut saya dan menurut siapa saja yang berpikir agar dana BOS menjadi lebih efektif penggunaannya. Harus diakui, BOS SLTA (SMA, MA, dan SMK negeri/ sawasta) yang baru dua tahun terakhir diberikan permanen setelah tahun pertamanya bernama R-BOS (rencana-BOS) yang merupakan tahun awal diberikannya dana bantuan ini ke sekolah lanjutan atas. Karena masih baru berbanding BOS SLTP maka efektivitas BOS SLTA masih banyak kekurangannya. Dari sisi fungsi, kedua bantuan yang bernama sama ini juga berbeda.


Begitu pentingnya kegiatan workshop ini, sampai saya merasa harus, dan saya jadikan status saya di halaman facebook. Sebagaimana sudah menjadi kebiasaan saya, jika ada hal-hal penting, saya akan menjadikannya salah satu atau beberapa kalimat sebagai pernyataan di status facebook saya. Maka saya ulang bunyi status yang saya buat untuk menunjukkan pentingnya kegiatan itu berbunyi sebagai berikut,


"Kembali diingatkan oleh Pak Alex dari Kemdikbud agar para Kepala Sekolah lebih berhati-hati dan transparan dalam mengelola dan menggunakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) agar semua warga sekolah mendukung Kepala Sekolah. Begitu dia sampaikan di hadapan Kepala Sekolah dan bendahara pada workshop BOS SLTA pagi-siang Selasa (15/12) tadi. Transparansi memang wajib agar efektifitas penggunaan dana BOS bisa tercapai. Terima kasih, Pak Alex. Selamat malam, sahabat FB."


Status itu saya publis Selasa (15/12/15) malam beberapa jam pasca kegiatan ditutup. Saya benar-benar memandang kegiatan tersebut memang sangat penting. Bukan hanya penting untuk sekolah secara umum, namun yang lebih penting itu justeru untuk Kepala Sekolahnya. Sebagai penanggung jawab utama di sekolah, Kepala Sekolah dapat menjadi hebat dalam pengelolaan dana bantuan ini, namun bisa pula akan menjadi laknat bagi sang Kepala Sekolah.

Kepala Sekolah alias bos sekolah akan terkenal hebat oleh dana BOS jika efektivitas penggunaannya tercapai dengan baik. Tujuan bantuan untuk meringankan beban peserta didik yang membutuhkan sekaligus mewujudkan pencapaian mutu pendidikan tercapai olehnya. Tidak hanya siswa yang terbantu, tapi sekolah secara keseluruhan benar-benar merasakan pentingnya dana BOS.


Sebaliknya, jika penggunaan dana ini tidak dapat dirasakan oleh warga sekolah maka orang pertama yang akan merasakan laknatnya adalah Kepala Sekolah. Pemerntah dan masyarakat tidak akan bertanya siapa panitia BOS, siapa ketua dan lain sebagainya. Tapi yang akan ditanya adalah siapa Kepala Sekolahnya. Kepala Sekolah inilah yang akan menjadi sasaran cacian dan makian.


Oleh karena itu sangat benar pesan Pak Alex yang menjadi salah satu narasumber dalam Workshop tersebut. Dia mengingatkan para Kepala Sekolah agar lebih dan semakin transparan dalam mengelola uang BOS. Jangan ada niat Kepala Sekolah atau bendahara untuk bersembunyi dan menutup-nutupi penggunaan dana BOS. Sekali uang itu disalahgunakan, maka selamanya Kepala Sekolah tidak akan aman kedudukan dan kehidupannya.


"Olahlah dana BOS dengan transparan," katanya. Saya kira ini adalah pesan yang sangat penting bagi sekolah. Kepala Sekolah sebagai manajer dan penanggung jawab pelaksana, sangat wajib untuk memperhatikan pesan ini. Sejak hari ini hingga 12 tahun berikutnya, sagala pertanggungjawaban dana BOS itu akan terus dituntut. Itu waktu yang sangat lama. Maka laksanakanlah tanggung jawab itu dengan penuh tanggung jawab.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun