Lampung 10K 2025: Jejak Langkah di Bumi Ruwa Jurai

Pagi itu, sebelum matahari sempat membuka tirainya, Lampung City Mall sudah ramai oleh lautan manusia. Aroma kopi hangat dari pedagang kaki lima bercampur dengan semerbak minyak kayu putih yang menempel di tubuh para pelari---membangkitkan semangat sejak dini hari. Udara sejuk berembus, menyentuh kulit seperti bisikan lembut yang menenangkan detak jantung yang mulai berpacu.

Sejak pukul 05.00 WIB, peserta Lampung 10K 2025 berdatangan, langkah demi langkah seperti irama drum yang memanggil semangat. Mereka melakukan pemanasan dengan gerakan luwes, seolah tubuh adalah senar gitar yang siap dipetik. Di antara riuh suara obrolan dan tawa, terdengar panggilan riang: "Pak!", seru Annisa Zaskia Mutiara Valian, siswi MTsN 1 Bandar Lampung, sambil tersenyum pada Winarno, rekannya. Tak jauh dari mereka, Fani, alumni MTsN 1 yang kini menimba ilmu di SMTI Bandar Lampung, juga turut hadir, wajahnya berseri seperti mentari yang hendak terbit.

Saat jam menunjuk pukul 06.00 WIB, denyut kota berpadu dengan denyut langkah. Ribuan kaki menghentak Jalan Yos Sudarso, Bandar Lampung, menciptakan simfoni kebersamaan. Keringat yang menetes bagaikan permata kecil, membuktikan kerja keras yang tak sia-sia.

Tribun Lampung tak hanya menghadirkan lomba dengan hadiah puluhan juta rupiah dan hadiah utama berupa skuter listrik, tetapi juga pesta indra. Telinga dimanjakan oleh dentuman musik dari DJ Aline Sha dan DJ Masstah, menggema laksana gelombang laut yang menghantam pantai. Mata disuguhi panorama matahari yang perlahan naik, menyinari wajah penuh semangat para pelari.

Lebih dari sekadar lomba, Lampung 10K 2025 adalah harmoni olahraga, hiburan, dan persaudaraan. Seperti riak ombak yang tak pernah lelah mencumbu pasir, acara ini diharapkan menggugah masyarakat Lampung untuk terus berlari---menuju hidup yang lebih sehat, bugar, dan penuh cahaya.