Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Zona Integritas: Satu Klik, Sejuta Harapan

27 Juni 2025   10:07 Diperbarui: 30 Juni 2025   17:17 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara gerimis tipis memecah keheningan sore, berpadu dengan suara Syifa Kurnia Ramadhani, narasumber Bimtek dari jauh, yang masih terngiang di telinga Husen. "Oke, kita coba buka PMP ZI-nya. Bisa Bapak Ibu lihat di sini, ini adalah halaman awal akun PMP ZI..."

Di ruang komputer yang agak pengap, di salah satu sudut Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Jawa Barat, Husen dan Yani masih duduk di depan layar laptop mereka, mencoba mencerna setiap arahan dari webinar. Di meja, sebuah cangkir kopi yang mengepul menebar aroma pahit yang menenangkan. Hanya ada cahaya redup dari lampu meja dan layar monitor yang menyinari wajah mereka.

Husen menggerakkan mouse-nya, terdengar klik pelan. "Jadi, kita harus mengisi semua ini, Yan?" tanyanya, jarinya menunjuk ke layar. "Manajemen Perubahan, Penataan Tata Laksana... ini banyak sekali."

Yani mengangguk, matanya fokus pada layar. Tangannya sesekali mengetik cepat di keyboard laptopnya. "Betul, Sen. Ini semacam ujian kenaikan kelas untuk kita. Tiap area ada indikatornya, dan tiap indikator butuh bukti. Bukti, bukti, dan bukti."

"Dan jangan pakai link!" Husen menirukan ucapan narasumber. "Harus berupa kalimat, nama dokumen, atau nomor. Ribet sekali ya."

Tiba-tiba, Husen mengklik salah satu pertanyaan di Area 1, Manajemen Perubahan. Layar menampilkan pertanyaan: "Unit kerja telah membentuk tim untuk melakukan pembangunan zona integritas."

"Nah, ini," kata Yani. "Pertanyaan pertama saja sudah bikin pusing. Tim kita sudah ada, tapi apakah SK-nya sudah mewakili seluruh bagian di madrasah? Apa sudah melibatkan semuanya, tidak hanya guru atau bagian ortala saja?"

Husen terdiam. Sebuah angin berhembus pelan dari jendela yang sedikit terbuka, membawa aroma tanah basah. Ia teringat perbincangan mereka sebelumnya tentang inovasi. Dulu, ia berpikir inovasi haruslah aplikasi canggih. Sekarang, ia sadar, bahkan sekadar memastikan semua orang terlibat dalam tim ZI adalah sebuah langkah besar menuju integritas.

"Ini seperti merangkai puzzle, ya, Yan?" kata Husen. "Setiap dokumen, setiap bukti, adalah bagian kecil dari gambaran besar. Kalau ada satu keping yang hilang atau tidak pas, gambarnya tidak akan sempurna."

"Tepat sekali," jawab Yani. "Dan semua ini dimulai dari komitmen. Tim yang solid, dokumen yang lengkap, dan kesadaran bahwa ZI ini milik kita bersama, bukan hanya tugas kepala madrasah atau tim ZI saja."

Di tengah kesibukan mengisi Lembar Kerja Evaluasi, mereka berdua terdiam sejenak. Suara Syifa masih terdengar dari laptop, menjelaskan detail pengisian LKE dan pentingnya setiap dokumen. Di luar jendela, langit senja mulai membayangi gedung madrasah, diiringi rintik gerimis yang semakin perlahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun