Mohon tunggu...
Ma'arif Renggo Djamil
Ma'arif Renggo Djamil Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just someone who is trying to write.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Al-Mu'minuun 12-14

30 Oktober 2014   03:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:13 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Seks, kegiatan menyenangkan dan sangat menyehatkan merupakan proses awal dari terciptanya bayi. Dimulai dari perkenalan sederhana antara pria dan wanita dan diakhiri dengan ejakulasi pria. Orang awam tanpa latar belakang pendidikan kedokteran mungkin akan berpikir sebatas itu, 'memproduksi' bayi hanya sebatas hubungan seksual antara pria dan wanita dan apa yang terjadi setelahnya, sebuah proses selama 9 bulan 10 hari didalam rahim yang sulit diterima oleh nalar mereka akan disebut sebagai keajaiban. Sesederhana itu.

Tarik mundur jauh kebelakang, proses terciptanya bayi adalah proses sederhana namun panjang yang kita kenal dengan rantai makanan. Semua berawal dari setetes air yang merupakan sumber kehidupan. Secara singkat, air menyuburkan tanah, tumbuhan tumbuh dengan nutrisi dari tanah subur, berbagai macam hewan berkembang biak dengan memakan tumbuhan, manusia tumbuh dan berkembang dengan memakan daging hewan dan tumbuhan dan pada akhirnya, proses metabolisme tubuh manusia yang menghasilkan cairan yang mengandung sperma pada pria dan sel telur pada wanita yang merupakan bahan-bahan dasar untuk menciptakan manusia baru.
Lebih dalam mengenai proses pembuahan pada manusia, ilmu kedokteran modern sudah sangat gamblang menjelaskan semua proses yang terjadi didalam rahim wanita sampai pada tingkat apa yang terjadi didalam rahim dalam hitungan detik.

Ketika ejakulasi, pria menyemburkan 1.5-5cc air mani yang mengandung kurang lebih 250juta sperma. Seluruh sperma berenang ke satu tujuan yaitu sel telur yang siap dibuahi di tuba falopi, melewati serviks menuju uterus (rahim). Dari 250juta sel sperma yang masuk ke vagina, sebagian besar akan mati dalam perjalanan menuju sel telur dan sebagian lainnya akan kembali keluar lewat lubang vagina. Pada kasus kebanyakan, hanya satu sel sperma yang akan berhasil sampai dan menembus sel telur, terjadilah pembuahan. Sel telur yang sudah dibuahi (zigot) akan berpindah tempat menuju uterus dimana proses pertumbuhan bayi berlangsung. Selama perjalanan tersebut, zigot mengalami pertumbuhan, membelah sel dari yang awalnya hanya satu seiring perjalanan akan menjadi blastosis (blastocyst) atau zigot yang sudah mempunyai sekitar 70-100 sel.

Setelah sampai di uterus, blastosis akan terus berkembang, sel-sel terluar yang menempel pada dinding uterus akan berkembang menjadi plasenta sedangkan sel-sel terdalam akan berkembang menjadi embrio. Beberapa sel dari plasenta akan berkembang membentuk kantung ketuban (amniotic sac) dan mengisinya dengan air ketuban (amniotic fluid) dimana embrio akan mengambang didalamnya dan terus tumbuh menjadi fetus (jabang bayi) dan pada akhirnya bayi.

Didalam kantung ketubanlah semua pertumbuhan fetus terjadi, dari mulai berkembangnya pembuluh darah, pembentukan organ dalam seperti otak, jantung dan paru-paru, terbentuknya tulang, otot, kulit dan alat kelamin sampai pada bentuk fisik. Selama 9 bulan berada didalam rahim sang ibu, jabang bayi menuju kesempurnaan dan ketika semua bagian tubuh dan segala fungsinya telah berjalan dengan sempurna, lahirlah seorang manusia baru.

Sangat bertolak belakang dengan orang awam, para ilmuwan dibidang kedokteran tidak bisa menerima kejadian pertumbuhan bayi didalam rahim sebagai keajaiban. Apa yang disebut 'miracle of life' dalam konteks pertumbuhan bayi didalam rahim adalah omong kosong menurut para dokter. Selama masih ada wanita hamil, sepanjang itu pula mereka akan meneliti dan melakukan riset tentang apa yang terjadi didalam rahim. Dengan pendidikan ekstra mahal dan pengalaman bertahun-tahun, mereka menolak anggapan bahwa Tuhan ikut campur dalam urusan proses kehamilan dan kelahiran bayi. Tuhan tidak ada hubungannya dengan hal ini.

Disaat manusia bisa menciptakan apa yang Tuhan ciptakan, disaat itu pula Tuhan menjadi tidak ada. Keberadaan Tuhan dipatahkan oleh riset-riset ilmiah yang mengedepankan konsep sebab akibat. Sedangkan sebagian besar konsep ketuhanan adalah keajaiban. Salah satu contoh keajaiban adalah ketika seorang pria paruh baya tanpa edukasi bahkan buta huruf mendapat pesan dari Tuhan untuk menyatakan hal yang sama persis tentang proses terjadinya manusia jauh sebelum kemajuan teknologi kedokteran.

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.(12) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).(13) Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.(14) QS. 23:12-14



Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. QS. 22:5

Jika ingin berpikir rasional, mungkin apa yang diyakini oleh para dokter benar, bahwa Tuhan tidak ikut campur dalam proses kehamilan dan kelahiran seorang bayi, bahwa semuanya adalah murni proses ilmiah tanpa keajaiban, bahwa Tuhan itu tidak ada. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa 14 abad yang lalu ada seorang pria buta huruf yang menyatakan hal yang sama persis tentang proses terciptanya bayi jauh sebelum kemajuan teknologi kedokteran. Ajaib bukan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun