Mohon tunggu...
Motulz Anto
Motulz Anto Mohon Tunggu... Freelancer - Creative advisor

Pemerhati Kebijakan | Wacana Sosial | Pengamat dan Penikmat Kreativitas, Pelaku Kreatif | Ekonomi Kreatif | motulz.com | geospotter.org | motulz@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Edan! Anak-anak Muda Bandung Bikin Simulator Pesawat

16 April 2015   11:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:02 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_378664" align="aligncenter" width="540" caption="Simulator Helikopter Bell - Foto: Motulz"][/caption]

Ini simulator sungguhan, bukan simulator seperti untuk main game. Dibuat dengan teknologi canggih dan tidak murah. Ditangani oleh SDM yang canggih-canggih pula. Hebatnya lagi, para pembuatnya ini masih muda-muda.

Lokasinya berada di salah satu bukit Bandung Utara yang masih rimbun dengan pepohonan. Jalan masuknya pun tidak mudah, selain dijaga ketat oleh sekuriti, juga harus melalui jalan yang gelap tertutup pepohonan besar. Namun siapa yang sangka di balik hutan itu mendadak muncul sebuah bangunan gedung dengan desain moderen. Di situlah markas besar dan bengkel pengembangan simulator milik T&E (Technology & Engineering) Simulation. Semacam komplek kecil dengan beberapa bangunan, dengan pengamanan ketat, dan berteknologi canggih. Apakah karena hal tersebut maka sinyal ponsel di situ pun lenyap seketika?

Simulator jelas bukan produk konsumsi yang umum, selain membutuhkan biaya pembuatan yang tinggi, harga jual yang mahal, membutuhkan SDM yang canggih, juga pembelinya pun tidak banyak. Akan tetapi tantangan ini menjadi acungan jempol bagi anak-anak muda Bandung yang berhasil menjalankan sebuah "cozy workshop" yang khusus mengembangkan dan membuat simulator ini. Dikomandani oleh Afik, lulusan jurusan Fisika ITB angkatan 2001, T&E Simulation sudah banyak membuat berbagai jenis simulator, mulai dari simulasi perang, kapal laut, helikopter, hingga pesawat akrobatik.

[caption id="attachment_378665" align="aligncenter" width="480" caption="Ruang kerja tim audio, animasi, dan 3D - Foto: Motulz"]

14291596031133125835
14291596031133125835
[/caption]

Karya mereka ini bisa dibilang memiliki pasarnya tersendiri, karena memang yang membutuhkan simulator ini tidak banyak, tapi ada. Hanya saja keunggulan mereka ini adalah mampu bersaing dengan harga yang relatif murah dibanding buatan asing. Pemangkasan harga ini dilakukan oleh T&E dengan cara pembuatan komponen-komponen dilakukan sendiri. Mulai dari komponen mekanik, hingga elemen audio dan 3D animasinya. Maka T&E memiliki workshop komputer, animasi, avionik, mereka pun memiliki bengkel mekanik khusus pembuatan instrumen pendukung simulator. Sementara simulator buatan asing umumnya menggunakan komponen atau instrumen asli.

[caption id="attachment_378666" align="aligncenter" width="480" caption="Semua instrumen dan panel pun dibuat sendiri - Foto: Motulz"]

14291596581935031352
14291596581935031352
[/caption]

[caption id="attachment_378668" align="aligncenter" width="480" caption="Purwarupa simulator pesawat akrobatik - Foto: Motulz"]

14291596851256120318
14291596851256120318
[/caption]

Lantas, dari kepiawaian anak-anak Bandung dalam kiprahnya di dunia simulator ini, apa yang bisa dibantu oleh pemerintah? Dari obrolan dengan anak-anak muda ini, mereka membutuhkan lembaga resmi pemerintah yang mampu mengeluarkan legislasi sertifikasi. Karena dengan adanya sertfikasi dari lembaga resmi ini mereka akan mudah melebarkan ke pasar dunia dan pasar pesawat jenis komersial. Namun karena sertifikasi untuk pesawat jenis komersial ini belum ada, maka klien mereka saat ini kebanyakan masih dari akademi pendidikan militer.

Selain isu teknologi canggih, T&E juga akhirnya membuka mata kita akan pentingnya perkawinan teknologi canggih, desain, dan gagasan kreatif . Kita nantikan terobosan-terobosan baru dari anak-anak muda ini.

(Foto-foto milik @motulz)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun