Mohon tunggu...
Monsy Zy
Monsy Zy Mohon Tunggu... Dosen Politeknik Negeri Pontianak PDD Putussibau -

Cogito Ego Sum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengejar Pendidikan yang Bermutu

30 September 2016   12:45 Diperbarui: 30 September 2016   12:53 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

KBBI mendefinisikan mutu sebagai proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran (output) yang dihasilkan. Mutu bukanlah benda magis atau sesuatu yang rumit tetapi terus dikejar dan digapai keberadaanya. Di lingkungan pendidikan mutu itu harus dikontrol. Mutu sekolah bahkan menjadi daya pikat dan nilai jual yang sangat tinggi. Namun, Bagaimana upaya untuk mendapatkannya?

Edward Deming dalam bukunya yang berjudul "Pendidikan berbasis Mutu" mengungkapkan terdapat 4 (empat) komponen yang menjadi tolok ukur pencapaian mutu pendidikan. Pertama adalah perihal komitmen untuk berubah. Perubahan itu adalah pilihan yang pasti. Mau mati (tidak berkembang) atau berubah. Seiring perkembangan zaman, kita harus berani mengambil langkah untuk beradaptasi dengan perubahan zaman dan kita juga dituntun untuk melakukan perubahan-perubahan. 

Hal kedua adalah mesti memahami dengan baik di mana sekolah atau wilayah kita berada. Kita harus mengenal locus untuk menerapkan focus. Mimpi kita berangkat dari tempat kita berada. Kita harus mengenal diri dan keberadaan lembaga kita berada. Ketiga, harus memiliki visi masa depan yang jelas dan semua orang di sekolah tersebut harus berpegang pada visi tersebut. visi merupakan mercusuar yang menjadi pedoman bagi tim dalam pengembaraan mutu tersebut.

keempat adalah memiliki rencana untuk mengimplementasikan mutu sekolah yang kita miliki. Semua berawal dari rencana. Perencanaan yang matang dan baik akan menghasilkan mutu yang berkualitas. Sekolah yang hebat pasti memliki siteplan yang baik perihal perencanaan fisik dan non fisik.

Pendidikan meski dipandang sebagai sistem . Ini merupakan konsep yang amat sulit dipahami para pemangku dunia pendidikan. Umumnya pemangkau pendidikan hanya berusaha memperbaiki sistem tetapi tidak mengetahui bagaimana sistem itu bekerja. Mutu berkenaan dengan sistem yang disebut dengan kurikulum. Mengenal sistem berarti mengenal tolok ukur cara kerja dan keberhasilan dunia pendidikan. Hal ini sangat penting dilakukan agar dunia pendidikan yang kita kelola tidak sekedar tempat berkumpulnya manusia-manusia tetapi tidak memiliki akses untuk dapat mengembangkan diri dalam segala aspek kehidupan. Hasilnya adalah seperti ember kosong yang dicat indah tetapi tidak berisi. 

Mutu pendidikan bukan sekedar tampilan luarnya saja. Bukan tentang foto-foto yang indah, gedung yang bagus dan guru-guru yang berpakaian rapi dan seksi. Mutu berbicara tentang sistem kerja yang berdampak pada kualitas hasil (output) pendidikan. Sekian. Monsy zy.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun