Gen Z dan Cashless Lifestyle : Transformasi Finansial dan Tantangan Bagi Bank

Gaya hidup generasi yang terus berubah seiring dengan perkembangan zaman adalah awal dari inovasi sekaligus tantangan baru bagi dunia perbankan. Pada generasi dengan kemajuan teknologi ini telah melahirkan kebiasaan hingga pola hidup yang baru, terutama dalam berbelanja dan pembayaran secara cashless atau non-tunai. Generasi Z cenderung untuk lebih memilih gaya hidup cashless karena kenyamanan, efisiensi, kecepatan hingga kemudahan dalam aksesibilitas, dengan acuan bahwa mereka adalah generasi yang ingin serba cepat atau instan. Di saat yang sama, hal ini menimbulkan tantangan bagi perbankan konvensional.

Generasi Z telah menjadi pendorong utama terjadinya transformasi finansial dengan kebiasaan transaksi non-tunai. Mulai dari dompet digital QRIS hingga fitur tambahan PayLater yang tersedia di setiap aplikasi keuangan atau mobile banking, untuk  menawarkan gaya hidup serba digital, cepat dan mudah. Ditinjau dari beberapa penelitian, masyarakat Indonesia sudah bersiap untuk meninggalkan metode pembayaran uang tunai. Dalam transformasi finansial, hal ini meningkatkan efisiensi pada sistem keuangan, dimana transaksi menjadi lebih cepat, transparan, dan dapat diakses dimana pun. Volume transaksi cashless ini terus mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, sehingga menjadi acuan sistem pembayaran dan perekonomian modern. Pola pembayaran ini telah mendukung modernisasi finansial, pola perilaku konsumsi hingga tanda pergerakan ekonomi digital.
Transformasi ini juga menghadirkan tantangan, dimana bank harus bersaing dengan aplikasi keuangan digital yang lebih praktis.  Selain itu, pikiran dan loyalitas generasi Z yang mudah berubah seiring berkembangnya zaman dan teknologi. Perilaku konsumtif seringkali menjadi tuntutan bagi bank, karena pola konsumsi dan penggunaan yang berlebihan terkadang menimbulkan hutang atau PayLater, yang menyebabkan perubahan loyalitas terhadap bank dan persaingan ketat dengan aplikasi dompet digital/pinjaman online yang terus berinovasi dengan fitur-fitur pendukung. Penggunaan yang berlebihan terhadap pinjaman online ini juga dapat menghambat stabilitas kredit perbankan.

Cashless Lifestyle yang terus berkembang secara pesat ini bukan hanya perubahan zaman dan teknologi, tetapi juga perubahan gaya hidup yang mencerminkan adanya perubahan terhadap finansial. Transformasi ini bukan hanya sekedar tren teknologi, tetapi sebagai awal dari modernisasi keuangan dalam membentuk pola perilaku individu dan dunia perbankan. Hal ini dapat menjadi suatu peluang besar dalam efisiensi dan siklus keuangan, akan tetapi juga menimbulkan tantangan bagi dunia perbankan. Apabila bank tidak dapat mempertimbangkan upaya jangka panjang dalam menghadapi segala bentuk transformasi, generasi Z atau para generasi muda akan lebih memilih aplikasi dompet digital dibandingkan menggunakan bank atau mobile banking, karena fitur yang kurang relevan, praktis dan cepat. Bank dapat dengan cepat tergantikan dalam menjadi acuan ekonomi di masa depan. Bank harus dapat beradaptasi dan berinovasi untuk dapat membangun loyalitas dan ekosistem digital yang lebih aman, praktis dan relevan sesuai dengan kebutuhan generasi muda, agar tetap dipandang penting dan tidak tertinggal.