Mohon tunggu...
Monique Rijkers
Monique Rijkers Mohon Tunggu... profesional -

only by His grace, only for His glory| Founder Hadassah of Indonesia |Inisiator Tolerance Film Festival |Freelance Journalist |Ghostwriter |Traveler

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Paskah Komunitas Yahudi Ortodoks di Jakarta

23 April 2016   16:22 Diperbarui: 23 April 2016   16:30 2633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption=" Seorang keturunan Yahudi mengenakan kemeja batik sedang membaca Hagaddah. ]   

[/caption]Komunitas Yahudi Ortodoks menggelar ibadah Paskah (Pesach dalam Bahasa Ibrani atau Passover dalam Bahasa Inggris) di sebuah hotel di Jakarta pada 22 April 2016. Ibadah Paskah bagi umat Yahudi adalah untuk mengingat pembebasan yang dilakukan oleh TUHAN terhadap bangsa Israel yang saat itu menjadi budak di Mesir. Ketika itu Nabi Musa membawa bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tempat yang dipilih oleh TUHAN sendiri yaitu Tanah Kanaan, sebuah wilayah yang dijanjikan oleh TUHAN untuk tempat tinggal bangsa Israel, yang adalah lokasi negara Israel saat ini. Saat itu di Kanaan hidup orang Kanaan, Het, Amori, Feris, Hewi dan Yebus seperti yang dicantumkan dalam Keluaran 3:17. Malam sebelum bangsa Israel keluar dari Mesir itulah yang diperingati sebagai Paskah setiap tanggal 15 bulan Nisan mengacu pada kalender Yahudi.

[caption caption="Makanan disajikan dalam piring styrofoam bukan piring hotel demi memenuhi syarat kosher dalam ritual ini." ]  

[/caption] Dalam tradisi Yahudi, ritual Paskah dilakukan berdasarkan Haggadah (teks Yahudi yang membuat tata cara ritual Paskah). Ada 15 ritual yang harus diikuti dan berlangsung selama kurang lebih tiga jam. Makan malam yang disajikan bukan makanan sembarangan tetapi makanan sesuai perintah TUHAN seperti yang dilakukan dahulu. Pada ritual ketiga, misalnya akan disajikan sayur pahit yang merupakan simbol kepahitan selama menjadi budak. Sayur pahit dimakan setelah dicelupkan dalam air asin yang melambangkan air mata para budak yang mengalami kerja berat dan aniaya.Perlu diketahui bangsa Israel berada dalam perbudakan di Mesir selama 400 tahun (Kejadian 15:13). Hampir semua kebutuhan Seder Pesach (roti tak beragi, jus anggur dan beberapa sayur dan daging) berasal dari toko kosher di Singapura karena di Indonesia belum ada toko kosher. Ritual Seder Pesach dilakukan di bawah pimpinan Rabbi Tovia Singer.

[caption caption="Sebuah buku “Tata Cara Sabat dan Perayaan Hari Raya Yahudi” dalam Bahasa Ibrani milik seorang anggota komunitas Yahudi." ]  

[/caption]Yang menarik dari perayaan Seder Pesach semalam adalah kehadiran Deputi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony J.Blinken yang sedang berada di Indonesia selama dua hari. Antony J.Blinken adalah seorang yang memegang posisi senior di bidang kebijakan luar negeri untuk dua pemerintahan selama lebih dari 20 tahun. Kehadirannya pada perayaan Paskah komunitas Yahudi Ortodoks di Indonesia tentu sebuah kejutan. Apalagi Antony J.Blinken yang mantan wartawan ini sangat terbuka dengan mengizinkan pers meliput kehadirannya. Hal ini patut diapresiasi mengingat agama Yahudi belum diakui secara resmi di Indonesia. Antony J.Blinken menyatakan optimis ada hal positif ke depan. Ia menambahkan, "Salah satu tradisi dalam Paskah adalah bertanya mengapa malam ini berbeda dengan malam lainnya. Bagi saya, ini malam yang istimewa karena bisa merayakan Paskah di Jakarta, sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan.”

[caption caption="   Antony J.Blinken berjabat tangan dengan tetua komunitas Yahudi di Indonesia David Mussry." ]  

[/caption]Meski agama Yahudi belum diakui di Indonesia, namun keberadaan komunitas Yahudi ini legal karena ada di bawah Kehilat Yehudim Torat Chaim yang terdaftar dalam Sinode Am. Sinode Am berada dalam pengawasan Dirjen Bimas Kristen, Kementerian Agama. Tamu istimewa dalam perayaan Paskah komunitas Yahudi Ortodoks 2016 adalah M. Zawawi Suat, SekJen Ikatan Mubaligh Seluruh Indonesia. Ketika saya bertanya, mengapa ia bersedia datang, Zawawi Suat berkata, “Dalam agama saya mengakui Nabi Musa sehingga tidak ada masalah untuk datang.” Sikap toleran Zawawi Suat sungguh menjadi penerobos di tengah masyarakat Indonesia yang belum terbiasa dengan Yahudi sebagai sebuah entitas agama dan bangsa. Terima kasih Bapak Zamawi Suat. []

[caption caption="Tamu istimewa dari kalangan Islam mengikuti ritual Paskah Yahudi. " ]  

[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun