Heidy  kecil seperti mengejar janji itu. " one day pasti saya main harpa" dan memang ucapan ibunya  terjadi beberapa tahun kemudian  dia  mendapatkan harpa yang pertama dan passion  banget sama harpa, Ketika  itu  dia  belum tau bahwa Tuhan punya rencana yang besar untuk kehidupannya . Ternyata  dia  menjadi harpist pertama di Indonesia.
Awal perjalanan musik Heidi dimulai sejak dia berusia empat tahun (dengan mengikuti pendidikan musik formal yang mencakup program pelajaran dasar musik ritmik) dan Setelah belajar piano, Pendidikan musik formalnya dimulai oleh Paule Awuy, mamanya.
Kemudian dilanjutkan di "Institute de musique Jaques Dalcroze" di Jenewa - Swiss, dan di "Ottawa University" di Kanada, dimana dia berhasil meraih pengakuan atas prestasi dan bakat musikalnya in harp performance, Â selain itu juga memperoleh sertifikat-sertifikat dari "Trinity College of Music" London - England. Â Heidi memfokuskan minatnya pada harpa dengan berguru kepada Sebastien Lipman, dan Maria Rosa Calvo-Manzano,Alexandre Bonnet, Mc dan Lieve Van Oudhesdem, sederet nama pakar harpis Internasional..
Tekadnya mengembangkan musik harpa  dan alat musik harpa di Indonesia terwujud dengan  Heidi mendirikan  School of Harp di Indonesia membuatnya  terpilih sebagai duta World Harp Congress untuk Indonesia event besar yang diadakan setiap 3 tahunan.
Sejak awal tahun 1981 dia sudah menunjukkan prestasinya di berbagai resital Solo Harp di beberapa negara antara lain; Bangkok - Thailand, Ottawa - Kanada dan New York - Amerika.
Sepulangnya dari Kanada tahun 1987,Ibu  Heidi bercita-cita memperkenalkan musik dan instrumen Harpa. Selain memiliki  Sekolah Musik ,Ibu  Heidi sering tampil dalam resital-resital, sebagai soloist dan juga ia sering tampil sebagai solis bersama chamber orkestra bergabung dengan orkestra-orkestra di Indonesia, dan tampil di layar kaca. Dan sejak 1990  Ibu  Heidi menjadi wakil harpist Indonesia di World Harp Congress.
Ibu Heidi banyak tampil dalam Resital Solo maupun bersama orkestra diberbagai pergelaran & acara-acara seremonial baik di dalam maupun di luar negeri.
Ketika  kutanyakan  tentang  keluarganya, Bu  Heidi  bercerita  bahwa  Ayah seorang diplomat. " Keluarga kami lama hidup di Eropa sehingga beberapa bahasa kami kuasai, tapi yang terutama yaitu Bahasa Ibu yaitu bahasa Perancis dan bahasa Inggris dan tentunya  bahasa Indonesia, Bahasa Jerman tetapi  juga  tetapi pasif .
Dibesarkan didalam keluarga yang beribadah saya sangat diberkati, ibu saya seorang Katolik yang tekun dan mengajarkan banyak dalam soal liturgi, kalau Ayah saya bercerita terus tentang Imannya Kepada Tuhan Yesus .dan punya moto "You never walk alone  .jadi selalu mengingatkan saya bahwa apapun yg akan saya alami dalam kehidupan ini Tuhan Yesus pasti tidak pernah akan meninggalkan saya", ungka, Oma  2  cucu  ini.