Menjadi seorang dirijen dalam sebuah acara, seperti kuliah umum sekaligus awarding tugas mata kuliah Broadcasting di Program Studi Ilmu Komunikasi, adalah pengalaman yang tak hanya menantang, tetapi juga sangat berkesan bagi saya. Pengalaman ini bukan sekadar soal berdiri di depan dan memimpin atau memandu orang lain, melainkan tentang bagaimana mengelola emosi, serta membangun komunikasi antara dirijen juga peserta yang hadir dalam acara tersebut.
Setiap peran tentu memiliki tantangan juga tanggung jawabnya sendiri, tak terkecuali menjadi seorang dirijen dalam acara kuliah umum dan awarding tugas Broadcasting. Tantangan terbesar yang saya hadapi ketika menjadi dirijen adalah bagaimana menyatukan visi dan semangat seluruh anggota tim dalam waktu yang relatif singkat. Setiap orang datang dengan latar belakang dan karakter serta pemahaman yang berbeda, sehingga proses menyamakan persepsi dan membangun chemistry menjadi sangat krusial. Selain itu, tantangan teknis seperti menyamakan ketukan lagu dari dirijen juga peserta sangatlah tidak mudah. Ketukan dari peserta sering kli melampaui kecepatan dari ketukan dirijen. Apalagi antara kanan, kiri, depan dan belakang sering kali berbeda dari segi kecepatan dan ketepatan ketukan dalam bernyanyi. Saya belajar bahwa menjadi dirijen bukan hanya soal mengatur, tetapi juga soal mendengarkan, memahami, dan merangkul.
Saya sangat bersyukur karena selama persiapan dan pelaksanaan acara, saya dikelilingi oleh orang-orang hebat yang selalu siap mendukung. Teman-teman saya yang ikut hadir dalam acara tersebut tak lupa memberi semangat serta afirmasi positif kepada saya. Dukungan dari berbagai pihak membuat saya semakin yakin dan percaya diri menjalankan peran sebagai dirijen. Saya menyadari bahwa keberhasilan sebuah acara bukanlah hasil kerja satu orang, melainkan buah dari kolaborasi dan kerja keras bersama.
Awalnya ketika saya ditawari job sebagai dirijen, saya panik dan tidak tau harus bagaimana. Akan tetapi karena saya suka tantangan dan saya ingin meningkatkan jiwa percaya diri saya, akhirnya saya pun menerima tawaran menjadi seorang dirijen. Alasan utama saya mengambil peran sebagai dirijen adalah keinginan untuk keluar dari zona nyaman dan mengasah kemampuan. Saya juga tidak serta merta maju karena keinginan saya, tetapi saya termotivasi karena saya juga merupakan salah satu anggota aktif di UKM Paduan Suara UIN Sunan Kalijaga yaitu PSM Gita Savana. Sebagai salah satu maha siswa Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora yang tergabung dalam UKM tersebut, tentu saya harus menunjukan kepada orang lain hasil dari saya mengikuti UKM di kampus. Saya membawa nama baik UKM PSM Gita Savana disana. Selain itu, saya percaya bahwa pengalaman menjadi dirijen akan memberikan banyak pelajaran berharga yang tidak bisa didapatkan di bangku kuliah. Saya ingin membuktikan pada diri sendiri bahwa saya mampu mengambil tanggung jawab besar dan memberikan kontribusi nyata bagi program studi dan teman-teman seangkatan. Motivasi terbesar saya adalah ingin menjadi pribadi yang lebih baik, lebih percaya diri, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
Persiapan menjadi dirijen di acara kuliah umum sekaligus awarding tidak memakan waktu lama. Saya cukup berlatih di malam sebelum acara dilaksanakan juga berlatih ketika hari h dan mengambil waktu ketika acara belum dimulai. Saya berlatih dibantu dengan iringan music dari hp saya dan mencari spot yang sekiranya tenang dan bisa dijadikan tempat berlatih oleh saya. Petugas lain yang ikut menjadi orang belakang layar juga sedang sibuk melakukan briefing dengan pelaksana acara tersebut yaitu Bapak Alip selaku dosen dari mata kuliah Broadcasting.
Pengalaman berharga menjadi seorang dirijen dalam acara kuliah umum dan awarding tugas broadcasting di Prodi Ilmu Komunikasi telah mengajarkan saya banyak sekali hal yang bisa saya jadikan bahan belajar. Saya belajar tentang arti kepemimpinan, pentingnya komunikasi dan pemahaman yang baik antara saya sebagai dirijen juga peserta yang lain, serta kekuatan kolaborasi. Sehingga ketika menyanyikian lagu yang akan dinyanyikan, dirijen juga para peserta bisa berjalan bersama tanpa adanya salah ketukan. Saya juga belajar bahwa di setiap tantangan yang dihadapi oleh diri kita, itu bisa menjadi peluang untuk tumbuh dan berkembang. Semua hal di dunia ini tentang tumbuh dan berkembang. Tidak ada orang yang tidak akan mengalami beberapa fase yang menjadikan suatu hal sebagai batu loncatan dalam hidup. Menjadi dirijen bukan hanya tentang mengatur dan memimpin, tetapi juga tentang melayani, mendengarkan, dan memberikan yang terbaik bagi orang lain.
Saya berharap pengalaman ini bisa menjadi inspirasi bagi kalian yang ingin mencoba hal baru yang mungkin belum pernah kalian coba dan sedikit bergerak lebih jauh dari biasanya. Ambil peran penting dalam organisasi atau kegiatan di kampus karena itu bisa menjadi pengalaman berharga yang mungkin tidak akan bisa diulang kembali. Jangan pernah takut untuk keluar dari zona nyaman kita, karena di sanalah kita akan menemukan potensi terbaik dalam diri kita yang bahkan tidak kita ketahui. Jadilah dirijen dalam hidupmu sendiri, pimpinlah dirimu menuju versi terbaik yang kamu impikan sejak lama. Pegang prinsip bahwa kita bisa melakukan apapun yang kita suka tanpa harus memikirkan pendapat orang lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI