Lebaran telah tiba, waktunya kita untuk merayakan dan menikmati kenikmatan yang diberikan dengan penuh sukacita. Suasana pagi hari disambut dengan lantunan takbir yang merdu di masjid dekat rumah, menandakan bahwa hari itu telah tiba. Hari kemenangan yang ditunggu-tunggu oleh semua umat muslin yang telah menjalani puasa selama satu bulan penuh. Semua orang bersiap dengan pakaian terbaiknya memulai hari dengan solat idul fitri di masjid secara berjamaah. Suasana rumah biasanya ramai karena semua orang sibuk dengan urusan mereka masing-masing untuk bersiap.
  Hidangan opor ayam tak lupa disiapkan sebagai pembuka karena sudah tidak berpuasa lagi. Ditemani dengan ketupat sebagai pengganti nasi, hidangan ini tidak bisa terkalahkan dari segi rasa juga kenikmatannya. Bagaimana tidak, kedua makanan itu hanya tersedia atau dibuat saat hari raya saja. Maka dari itu, terasa sangat spesial ketika kita memakannya bersama keluarga. Semua anggota keluarga biasanya ikut andil dalam membuat ketupat. Karena ketupat enak jika kita memasaknya di tungku, maka biasanya ada yang bertugas membuat tungku. Ibu seperti biasa bertugas untuk mengisikan beras kedalam ketupat jug mengecek apakah ketupat sudah matang atau belum. Yang lain bertugas untuk menjaga api. Jadi alasan lain mengapa ketupat begitu enak yaitu karena dimasak dalam kebersamaan. Kerja tim sangat dibutuhkan ketika kita memasak ketupat.
  Setelah makan, kita akan berkumpul untuk saling meminta maaf antara satu dengan yang lainnya. Yang muda meminta maaf dengan yang lebih tua. Orang tua akan duduk dan medoakan anak mereka yang meminta doa dan restu kepada mereka. Doa yang datang dari hati akan Allah kabulkan sesuai permintaanya. Selain maaf-maafan dengan keluarga dirumah, momen bagi THR merupakan momen yang ditunggu-tunggu. Dari anak-anak sampai remaja mendapatkan amplop berisikan uang yang kita tidak tau berapa jumlahnya. Tapi terkadang beberapa orang menganggap bahwa remaja yang sudah dewasa tidak perlu mendapatkan THR karena dirasa umur mereka sudah cukup tua dan THR hanya untuk anak-anak saja. Itulah yang membuat para remaja yang sudah memasuki usia dewasa merasa sedih setiap lebaran karena mereka tidak lagi mendapatkan THR. Sebenarnya hal ini cukup lucu jika dipikir-pikir
 Â
  Lebaran tidak afdol jika tidak berkeliling ke rumah-rumah. Momen maaf-maafan tidak hanya dilakukan di keluarga terdekat saja, namun juga dilakukan ke tetangga kita di dekat rumah. Hal ini dilakukan karena kita tidak tau apakah kita memiliki salah dengan orang lain atau tidak. Maka dari itu sebaiknya kita meminta maaf kepada semua orang yang kita temui. Selain untuk bermaaf-maafan, alasan lainnya yaitu untuk mempererat tali silaturahmi antara masyarakat. Dengan bermaaf-maafan kita akan semakin dekat. Dari yang awalnya tidak kenal dengan tetangganya, momen ini menjadikan mereka kenal satu sama lain.
  Di setiap rumah pasti disediakan hidangan bermacam macam. Mulai dari yang manis seperti kue, dan permen, ada juga makanan yang gurih, asin, pedas, hingga minuman yang menyegarkan seperti es sirup juga soda. Makanan yang disajikan selain sebagai pemanis meja, tentunya juga sebagai makanan ringan bagi mereka yang mampir untuk bersilaturahmi. Rasanya kurang jika kita sebagai pemilik rumah tidak menyediakan hidangan untuk orang lain makan. Bahkan ada yang menyediakan es krim yang sering kita jumpai di mini maket sebagai hidangan pelengkap di hari raya. Semua orang bisa mengambilnya karena itu dibagikan secara gratis oleh pemilik rumah. Begitu beruntung dan bahagianya kita sebagai tamu yang berkunjung jika disediakan es krim sebagai pemuas dahaga setelah berjalan keliling sejauh itu. Semua anak-anak berebut untuk memilih es krim yang disediakan.
  Setelah selesai keliling untuk bermaaf-maafan biasanya kita akan kembali lagi kerumah untuk beristirahat juga menyapa tamu yang datang. Kita menyambut mereka dengan ramah juga senyuman. Di hari yang suci ini manfaatkan momen untuk menebar kebaikan kepada orang lain. Buka lembaran baru untuk memulai hidup yang lebih baik kedepannya.
  Hari pertama lebaran ditutup dengan foto memperlihatkan pakaian yang dikenakan di hari lebaran karena di pagi hari belum sempat untuk mengambil foto. Di hari raya memposting sesuatu hal di media sosial yang berbau lebaran sangatlah wajar. Mereka menunjukan momen bersama keluarga yang di abadikan dalam sebuah foto ataupun video. Suatu momen sekecil apapun patut untuk diabadikan karena siapa tahu suatu hari nanti kita merindukan suasana tersebut dan kita tinggal membuka galeri untuk mengenangnya. Momen berkumpul di hari raya dimanfaatkan para Gen Z untuk membuat trend tiktok seperti velocity dan sejenisnya. Menumbuhkan kebahagiaan bersama dengan saudara yang sudah lama tidak berjumpa.