Sebelum menulis, saya biasanya berselancar di dunia maya untuk mencari referensi tulisan. Referensi itu bisa berupa artikel atau jurnal ilmiah. Bisa juga saya membaca-baca artikel para juara lomba saat saya berniat mengikuti lomba yang sejenis. Bukan untuk plagiasi, tetapi untuk mencari inspirasi.
Saya biasanya tidak membuka satu tab, tetapi langsung beberapa tab. Hal ini sekilas tampak sepele, tetapi sebenarnya cukup memakan waktu. Saya harus memilih sumber mana yang paling relevan dengan tema yang saya akan angkat.
Membuat Draft
Setelah tahu akan menulis apa, saya membuat draft tulisan. Saya biasa menulis dulu di aplikasi WPS lalu sesudah selesai saya salin ke dashboard website. Dengan begini, saya jadi punya salinan tulisan untuk jaga-jaga jikalau ada gangguan di website.
Banyak yang terheran-heran kok saya betah ngetik rata-rata seribu kata per artikel di ponsel, padahal bisa itu karena terbiasa. Saya memang tidak bermasalah akan hal itu, tetapi di sisi lain sekarang saya menjadi merasa kagok jika sesekali mengetik di laptop.
Membuat Infografis dan Menyisipkan Gambar
Apakah kalau telah selesai menulis berarti artikel siap posting? Oh, tentu tidak semudah itu. Masih ada hal yang blogger harus lakukan, yakni melengkapi tulisan dengan infografis dan gambar.
Mata itu mudah lelah apalagi kalau membaca di gadget, ditambah minat baca masyarakat kita masih rendah. Oleh karena itu, keberadaan infografis dan gambar itu bukan hanya untuk mempercantik artikel, tetapi mendukung agar pemahaman pembaca lebih utuh dan sempurna.
Saya biasa membuat infografis atau menyisipkan gambar melalui aplikasi Canva. Sampai saat ini saya masih memakai versi gratisan. Biasanya saya menggunakan template yang telah tersedia, kurang kreatif memang. Namun, saya merasa sangat terbantu dengan adanya aplikasi ini.
Editing dan Posting Artikel
Lomba Blog Asus, Laptop Terbaik Versi Gue
Tulisan sudah beres, infografis sudah lengkap. Kini saatnya saya membaca ulang dari awal untuk melakukan self-editing. Di sini biasanya jadi terlihat mana ketikan yang typo atau kalimat yang kurang nyambung.
Salah satu ilmu yang saya dapat saat dulu mempelajari tulisan fiksi adalah melakukan editing di saat tulisan telah rampung sempurna. Lebih bagus jika kita mengendapkannya terlebih dahulu selama beberapa jam atau hari.