Mohon tunggu...
Monica Rasmona
Monica Rasmona Mohon Tunggu... Lifestyle Blogger

Gemar membaca dan sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kampung Lali Gadget: Magnet Keseruan yang Berentet

27 September 2025   21:01 Diperbarui: 28 September 2025   12:16 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hubungan dengan teman-teman masih terasa solid. Kami biasa bermain secara bergerombol. Yang tidak terlalu suka keramaian bisa bermain permainan ular tangga, monopoli, bekles, dan semacamnya.

Kini saat teknologi berkembang dengan masifnya hampir tak ada orang yang tidak tersentuh internet. Melimpahnya apa yang ditawarkan internet mengikis rasa butuh kita akan interaksi sesama manusia.

Hal itu membuat kita merasa cukup meski hanya bertemankan gawai. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak yang seharusnya menghabiskan masa bermainnya malah berkutat seharian dengan gadget. Hal itulah yang memantik Achmad Irfandi untuk merintis Kampung Lali Gadget.

Aksi Nyata Untuk Menyelamatkan Anak Bangsa

Sadarkah kita bahwa kini banyak anak yang mengalami speech delay? Ya, memang hal itu membutuhkan diagnosis dari ahli, tetapi secara kasat mata kita bisa menemukan anak-anak berusia sekitar 3-4 tahun belum bisa berbicara lancar.

Tidak bisa dimungkiri kemajuan teknologi sangat memanjakan kita, para orang tua. Saat kita harus fokus pada pekerjaan, godaan untuk memberikan gawai pada anak-anak tampak sangat mengiurkan. Mereka bisa diam tanpa banyak tingkah dan kita bisa menyelesaikan apa yang harus dikerjakan.

Tampak seperti sebuah solusi bukan? Namun, tidak perlu menunggu waktu puluhan tahun, dalam beberapa tahun saja kita bisa melihat dampak buruk penggunaan gawai terhadap anak-anak, sang penerus bangsa.


Merawat dan menumbuhkan anak memang tidak mudah, tetapi setidaknya jangan sampai seorang anak kehilangan haknya tumbuh dan berkembang secara sempurna. Memperbanyak alat mainan, memperbanyak data permainan tradisional klasik dalam aktivitas bermain, dan meluangkan waktu bersama anak, bisa jadi solusi kurangi peran gawai dalam mengasuh anak. (Achmad Irfandi)


Achmad Irfandi memulai aksi nyatanya pada April 2018. Dia bersama rekan-rekan mengadakan kegiatan literasi yang bekerja sama dengan komunitas lokal Sidoarjo yang diadakan dua bulan sekali. Untuk semakin memeriahkan kegiatan literasi itu, Irfandi memasukkan berbagai permainan tradisional.

Tak disangka ternyata ragam permainan tradisional inilah yang menjadi magnet utama bagi anak-anak. Hingga pada 5 agustus 2018 muncullah diksi Kampung Lali Gadget dalam sebuah event besar yang diikuti oleh 475 anak dan 100 lebih relawan.

Tetap Melangkah Meski Covid-19 Mewabah

Sumber: iniklg.com
Sumber: iniklg.com

Tahun 2019, Kampung Lali Gadget terus menapaki langkah mulianya. Hingga menyebarlah virus Covid-19 di Indonesia mulai awal 2020. Semuanya berubah, tetapi mereka bertahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun