Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Mitigasi Bencana Untuk Semua (PMBUS)

16 Mei 2024   05:59 Diperbarui: 16 Mei 2024   06:05 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: mediaindonesia.com

Paparan ini lebih mengacu pada pengalaman pribadi, sebagai guru Geografi. Secara kebetulan pula, bahwa dalam mata pelajaran ini, terdapat pokok bahasan mengenai mitigasi bencana, yang disampaikan di  kelas XI. 

Semalaman ikutan webinar nasional yang diselenggarakan Universitas Negeri Padang (UNP). Pelaksanaannya, sekitar pukul 19.00 WIB. Sehingga cukup leluasa untuk mengikuti dan menyimaknya dengan seksama. Memang tidak lama, pelaksanaan webinar tersebut. Tetapi pesan moralnya, sangat mengenai, khususnya bila dikaitkan dengan kasus aktual di Sumatera Barat yang tengah dihadapkan pada bencana banjir saat itu.

Turut doa untuk duka yang dialami oleh saudara kita di sana, setidaknya dengan membacakan surah Alfatihah, bagi pendoa muslim. amin.

Pada obrolan malam itu, muncul sebuah kesadaran kolektif, bahwa pembelajaran mitigasi bencana itu, merupakan sebuah keniscayaannya, kemestian, dan sangat mendesak. Hal itu bukan karena kontennya yang sangat baik, melainkan karena fungsinya sangat strategis bila dikaitkan dengan kebutuhan dasar bangsa Indonesia saat ini, atau masyarakat kita saat ini.

Persoalannya, bagaimana cara menerapkannya dalam lingkup pembelajaran?

Setidaknya ada dua pemahaman dasar yang biasa tumbuh dalam nalar kita sebagai penyelenggara atau pelayan pendidikan di persekolahan.


Pertama, layanan pendidikan mitigasi bencana diberikan sebagai mata pelajaran khusus, atau pokok bahasan khusus kepada peserta didik. Sistemnya, tentunya sudah tentu dititip ke salah satu mata pelajaran atau rumpun yang berdekatan. Misalnya program IPS atau mata pelajaran Geografi, atau  Biologi. Penalaran serupa ini, merupakan pandangan umum, dan bisa menjadi opsi utama dalam pilihan yang bisa digunakan dan dikembangkan di persekolahan.

Bila saja, ada yang  berminat dengan pendekatan pertama ini, kecenderungan akan memberikan dampak-nyata terhadap penambahan beban belajar dan beban mengajar. "Waduh, nambah jam dong..." cetusnya, dan ada pula yang mengatakan, "wah, ada mata pelajaran baru lagi, ya..." teriak yang lainnya. 

Pengalaman serupa ini, pernah terjadi, di masa lampau, seiring ada muatan-muatan lokal atau daerah yang dimaksudkan untuk memberikan pembekalan kenasionalismean atau kecintaan kepada lingkungan dan daerah masing-masing. Niat baik itu, malah kemudian menjadi beban belajar atau beban mengajar kepada keluarga besar pendidikan.

Kedua, pilihan layanan pendidikan inklusif. Artinya, gagasan atau pesan moral dari penyadaran pentingnya mitigasi bencana diberikan secara  inklusi pada setiap guru atau mata pelajaran, tanpa harus menyertakan pokok bahasan khusus kepada peserta didik. Pilihan ini, relatif lebih lunak dibanding dengan pilihan pertama. Pada pilihan kedua ini, tidak ada pokok bahasan khusus atau mata pelajaran khusus, melainkan (misalnya) menambah indikator pembelajaran pada pelajaran yang relevan.

Lha kok bisa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun