Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Membisniskan Ramadhan

9 Maret 2024   15:44 Diperbarui: 9 Maret 2024   15:48 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam skala nasional (skala makro), entah dari mana asal usulnya, harga sembako dibiakan terus merangkak naik. Menurut teori ekonomi, kejadian itu adalah wajar, karena permintaan meningkat. Tetapi soalannya adalah, apakah Pemerintah tidak kuasa   mengendalikan pasar serupa itu ?  bukankah kejadian itu sudah berulang, dan kemudian yang mengalami kesulitan adalah rakyat kecil dengan ekonomi pas-pasan ? apakah pemerintah tidak bisa berbuat lebih, ketika kalangan ekonomi wajar sebagai bentuk hukum ekonomi pasar, sementara rakyat  mengalami kesulitan dalam memenuhi hajat hidupnya sendiri ?

Pada konteks ini, dapat diduga, bahwa kalangan pemilik modal dan kalangan ekonom, melakukan komodifikasi momentum Ramadhan untuk menjaga keuntungan ekonominya, atau untuk tetap meningkatkan keuntungannya. Hal ini perlu ditegaskan, karena sejatinya, bila Pemerintah dapat  membaca siklus tahunan ini, dan kemudian bermaksud untuk membantu kebutuhan masyarakat pada umumnya, kelihatannya, harusnya, kejadian kekurangan pangan dan tingginya kebutuhan bahan pokok ini, tidak boleh terjadi. 

Tetapi itulah kenyataan kita. Hukum pasar lebih kuasa, dari  kekuatan pemerintah dalam membantu kesejahteraan rakyat !


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun