Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Produk Gagal Yang Sukses total

21 Januari 2024   05:15 Diperbarui: 21 Januari 2024   22:24 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lukisan akibat tinta yang tumpah (sumber : pribadi, image creator, bing.com) 

Dalam sebulan terakhir, kita sering mendengar kata produk gagal. Khususnya dalam konteks politik, setidaknya ada dua sebutan yang menggunakan kata produk gagal, yaitu produk gagal reformasi dan produk gagal konstitusi. Sudah tentu, kedua istilah itu, masih bisa diperdebatkan. Tersebab kedua hal itu, adalah masalah politik, maka penggunaan istilah itu, jelas-jelas demi kepentingan politik dan hal itu, erat dengan masalah rebutan pengaruh atau rebutan kekuasaan.

Bagi kita yang terbiasa dengan masalah umum, mungkin akan menjadi kaget dengan istilah produk gagal. eh, atau mungkin, bagi sebagian orang, tidak aneh juga. Karena istilah produk gagal, adalah sesuatu yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita. Setidaknya, dalam kehidupan kita selama ini, kita sudah pernah melihat, mendengar, atau bahkan menikmati produk gagal.

Pertama, produk gagal bisa disebabkan karena kita abai pada sesuatu, sehingga kelewat batas. Mestinya kita hati-hati, tetapi karena kita bersikap sembrono kemudian kita mengalami kecelakaan. Untuk konteks seperti ini, tampaknya tidak bisa ditangisi. Nasi sudah menjadi bubur. Maka usaha yang perlu dilakukan, bukan menyesali masa lalumu, melainkan menikmati masa kini dan masa depanmu. Nikmatilah bubur yang ada, karena itu fakta yang sebenarnya. Tidak usah memimpikan nasi, karena itu sudah berlalu, dan tidak akan bisa kembali lagi. Lebih baik berilah bumbu penyedap atau lauk pauk lainnya, biar bubur menjadi lebih nikmat.

Dalam konteks itu, kejadian yang ada hari ini (bubur) adalah produk gagal akibat kelalaian. 

Kedua, produk gagal akibat kegagalan yang tidak disengaja.  Kejadian ini adalah sesuatu yang tidak diinginkan, tetapi juga buka sesuatu yang diinginkan sebelumnya. Namun karena ada sesuatu hal, sebut saja, ada sesuatu diluar kuasa dirinya, sehingga kemudian terjadilah sesuatu terhadap dirinya.

Di Gunung Kidul ada nama makanan tradisional yang disebut gatot. Istilah gatot dalam benak kita, merupakan singkatan dari gagal total.  Pada mulanya, warga gunung kidul yang hobinya makan singkong, makanan itu suka dijemur dulu, sehingga menjadi gaplek. Satu hari ada kejadian gaplek itu terkena hujan, kemudian tumbuh jamur lactobacillius dan jamur hingga gaplek menjadi warna kehitaman. Setelah itu, ketika dimasak ulang, malah menjadi makanan yang enak, dan digemari masyarakat. Dengan kata lain, istilah gatot malah menjadi tidak "pas" ya, harus menjadu suktot (sukses total), karena makanan itu menjadi memasyarakat hingga kini. 

Bila demikian adanya, muncul pertanyaan, apa masalahnya dengan produk gagal ?

Kita setuju, dalam konteks agenda perencanaan, sesuatu disebut produk gagal, manakala produk yang ada saat ini tidak sesuai dengan niat, rencana, karakter atau visi dan misi perencanaan. Sudah tentu, hal ini, bisa dipahami dan masuk akal. Artinya, sesuatu akan disebut produk gagal, manakala melahirkan produk yang tidak sesuai karakter dengan yang direncanakan.

Sisi lain, pemaknaan terhadap produk gagal dapat disebut gagal, manakala mewujudkan menjadi produk yang tidak bisa diolah. Sebuah produk gagal disebut gagal, manakala produk itu mewujudkan namun tetap seperti bahan dasar awal, yang tidak mengalami perubahan sedikit pun, dan tidak bisa diolah lanjutan supaya bisa dinikmati.

Seseorang disebut produk gagal, manakala lahir dari sebuah sistem sosial, tetapi tidak menunjukkan karakter yang sesuai dengan harapan dibentuknya sistem tersebut. Alih-alih menjadi bubur yang enak, malah menjadi basi, dan beracun sehingga merusak sistem yang sedang dirancangbangun bersama. Seseorang dapat disebut produk gagal dari sebuah sistem, manakala merusak agenda diharapkan. Alih-alih menjadi bumbu penyebab, malah menyebabkan makanan jadi apeuk yang menjijikkan. Mungkin itulah, jenis produk gagal yang benar-benar gagal total.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun